Ketika Pemilih Memilih Tidak Memilih

Ketika Pemilih Memilih Tidak Memilih

Dosen Fisip Unmul, Rina Juwita.-(Foto/ Istimewa)-

Fenomena golput juga mencerminkan masalah dalam literasi politik masyarakat. Banyak pemilih yang merasa bingung atau bahkan apatis terhadap proses politik karena kurangnya edukasi yang relevan. 

Edukasi politik yang baik harusnya dimulai jauh sebelum masa kampanye, dengan melibatkan komunitas lokal, organisasi masyarakat, dan media sebagai agen informasi. 

Namun, kenyataannya, literasi politik sering kali hanya jadi formalitas dalam bentuk seminar atau ceramah yang tidak menyentuh akar permasalahan.

BACA JUGA: Pemprov Target Beasiswa Kaltim Tuntas Tersalurkan pada 10 Desember 2024

Namun, kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemilih. Ketika masyarakat melihat politisi yang sama dengan janji yang sama di setiap pilkada, rasa skeptis itu wajar muncul. 

Apalagi jika mereka melihat tidak ada perubahan signifikan dari satu periode ke periode berikutnya. Fenomena ini disebut message fatigue, di mana audiens merasa jenuh dengan pesan yang sama berulang kali tanpa hasil yang nyata.

Di sisi lain, tingginya angka golput juga menantang pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk lebih kreatif dalam meningkatkan partisipasi. 

Kampanye "ayo memilih" yang bersifat generik sudah tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan yang lebih personal, berbasis komunitas, dan relevan dengan kebutuhan lokal. 

BACA JUGA: Pandangan Politisi hingga Pengamat atas Kemenangan Rudy-Seno: Samarinda jadi Medan Penentu Pilgub Kaltim

Contohnya, menggunakan narasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Kaltim, seperti isu tambang, akses air bersih, atau kemacetan.

Golput juga menjadi refleksi atas kegagalan para kandidat dalam menawarkan visi yang segar dan solusi yang relevan. 

Pemilih tidak ingin janji-janji besar yang sulit dipercaya; mereka ingin solusi nyata yang langsung terasa dampaknya. 

Misalnya, bagaimana kandidat menawarkan rencana konkrit untuk mengatasi konflik tambang atau meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedalaman Kaltim? 

BACA JUGA: KPU Kota Samarinda Imbau Warga Tidak Terpengaruh Hasil Perhitungan Cepat

Jika narasi ini tidak ada, maka jangan heran jika golput terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: