Mampukah Kandidat Menjawab Aspirasi Warga Bumi Batiwakal?

Mampukah Kandidat Menjawab Aspirasi Warga Bumi Batiwakal?

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, Rina Juwita-istimewa-

Namun, dari perspektif komunikasi politik, kurangnya pembahasan konkret bisa membuat mereka lebih tampak defensif dan kehilangan momen untuk menyampaikan program yang benar-benar solutif kedepannya.

Sebaliknya, Madri Pani tampil sebagai figure yang lebih berani mengkritik kelemahan yang ada.

Salah satu contoh nyatanya adalah ketika dia menyoroti masih adanya ketimpangan layanan publik di daerah terpencil dan mengusulkan restrukturisasi anggaran untuk memaksimalkan distribusi.

Di sini, Madri berhasil menggunakan konsep logos dengan menyoroti data dan fakta untuk memperkuat argumennya.

Hal ini membuat para pendukung perubahan merasa ada ‘pahlawan’ yang akan memperjuangkan suara mereka di panggung pemerintahan.

Strategi ini juga mencptakan primacy effect, di mana pesan pertama yang disampaikan Madri mampu meninggalkan kesan kuat bagi audiens yang pertama kali mendengar gagasan perubahan tersebut. 

Namun, salah satu kelemahan yang sangat nampak dari debat tersebut adalah formatnya yang terlalu kaku.

 

 

Meskipun debat ini mengangat tema penting, kurangnya waktu dan sesi interaktif membuat diskusi tampak terlalu ‘aman’.

Hal ini menimbulkan kesan bahwa debat lebih condong kearah seremoni daripada tempat para kandidat menguji gagasan dan beradu argumen.

Seharusnya, moderator bisa lebih aktif mendorong kandidat untuk saling menanggapi dan mengeksplorasi isu-isu yang sensitif, agar audiens dapat melihat seberapa jauh kedua pasangan calon mampu berdebat secara langsung dan mempertahankan argumen mereka.

Sebagai contoh, ketika berbicara tentang isu reformasi birokrasi, Madri Pani menekankan perlunya transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan anggaran daerah.

Sementara Sri-Gamalis merespons dengan menekankan bahwa perubahan mendadak dalam birokrasi bisa merusak stabilitas dan malah memperlambat pelayanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: