'Rumah Indonesia, Rumah Kita', Puisi Terakhir Faisal Basri sebelum Meninggal Pagi ini

'Rumah Indonesia, Rumah Kita', Puisi Terakhir Faisal Basri sebelum Meninggal Pagi ini

Pakar ekonomi, Faisal Basri meninggal dunia di usia 65 tahun akibat penyakit jantung.-(Foto/ Istimewa)-

Semasa hidup, keponakan Wapres Adam Malik ini dikenal sebagai tokoh yang vokal dalam menyampaikan kritik terhadap kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi dan politik. 

Ia selalu menyerukan agar pemerintah menjalankan kebijakan yang lebih adil dan pro-rakyat, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengentasan kemiskinan. 

Jenazah Faisal Basri disemayamkan di rumah duka Komplek Gudang Peluru, Blok A 60, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Bedah Buku Sejarah Karya Emir Moeis: Mencari Data Sampai Tanah Amerika

BACA JUGA: Pemkab Berau Akan Bangun 309 Rumah Layak Huni Tahun Ini

Almarhum rencananya akan dimakamkan Kamis (5/9/2024) sore, di Taman Makam Pahlawan Menteng Pulo, Jakarta.

Perjalanan Karir Faisal Basri

Faisal Basri merupakan seorang ekonom dan dosen yang sangat berpengaruh di Indonesia. 

Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada tahun 1985, dan kemudian melanjutkan studi pascasarjana di Vanderbilt University, Tennessee, Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Master of Arts di bidang ekonomi pada tahun 1988.

BACA JUGA: Kualifikasi Piala Dunia 2026: Maarten Paes Bisa Dimainkan pada Laga Arab Saudi vs Indonesia

BACA JUGA: Peringati Hari Anak, PP PAUD Gelar Seminar Pendidikan serta Lomba Menggambar dan Mewarnai

Selain sebagai dosen, Faisal juga dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 

Dedikasi Faisal di bidang ekonomi dan pendidikan menjadikannya salah satu tokoh yang sangat dihormati, baik di kalangan akademisi maupun masyarakat umum.

Dengan kepergian Faisal Basri, Indonesia kehilangan seorang tokoh intelektual yang selalu memperjuangkan keadilan ekonomi dan politik. 

Pengamatannya yang kritis dan keberaniannya dalam menyampaikan pandangan akan terus dikenang sebagai warisan intelektual yang tak tergantikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: