Pedagang Bakso Jadi Korban Water Cannon saat Polisi Bubarkan Demonstran RUU Pilkada

Pedagang Bakso Jadi Korban Water Cannon saat Polisi Bubarkan Demonstran RUU Pilkada

Polisi membubarkan demonstran di depan Gedung DPRD Kaltim menggunakan water cannon.-(Disway Kaltim/ Salsa)-NOMORSATUKALTIM

“Kerugian kaca instalasi biasanya si Rp 400 ribu-an. Belum lagi dagangannya kira-kira bahan pokok yang dibawa untuk jualan ke sini Rp 950 ribu. Tapi sekarang tidak tahu dapat uang berapa untuk dibawa pulang,” jelas Eko saat ditemui langsung, pada Jum’at (23/8/2024) malam.

Hal ini belum termasuk kerugian Eko yang batal mendapat keuntungan, karena dagangannya rusak sebelum terjual. 

“Ini masih sisa, harusnya masih jualan lagi. Kalau besok tidak bisa jualan lagi, padahal ada anak kecil yang mau di beliin susu,” ujar Pria yang memiliki anak satu berumur 3 tahun itu.

BACA JUGA: Polres Berau Siapkan 420 Personel untuk Amankan Pilkada 2024

BACA JUGA: Polresta Samarinda Gelar Apel Operasi Mantap Praja untuk Amankan Pilkada 2024

Akibat kejadian ini, Eko berencana meminta bantuan hukum dari salah satu lembaga Bantuan hukum (LBH) di Samarinda.

Sementara itu, kejadian yang hampir sama dialami oleh Zainal Musta’ad, warga Loa Bakung yang bekerja sebagai fotografer jalan. 

Zainal mengaku lensa kamera dan handphone-nya rusak akibat kena semprotan water cannon. 

“Saya ini kena kamera 1 unit 2 lensa, handphone kena air dan terbentur di aspal saat saya jatuh, serta kacamata juga pecah. Padahal saya sudah jauh di area warga sipil sesuai arahan dari polisi,” tandasnya.

BACA JUGA: Jelang Pilkada 2024 Penduduk Kota Samarinda Terus Bertambah

BACA JUGA: BKPSDM Balikpapan Buka Penerimaan CPNS 2024 untuk 80 Formasi, Simak Jadwalnya!

Menurut Zainal, selain dirinya, sejumlah pedagang juga menjadi korban salah sasaran water cannon polisi. 

“Saya dan pedagang kena penyiraman water cannon oleh polisi," tutur Zainal sembari menunjukkan kondisi pedagang di sekitarnya. 

Zainal menyebut, saat itu pihak kepolisian telah mengarahkan warga sipil dan pedagang untuk ke arah kanan gedung DPRD Kaltim, dan arah kiri untuk jalur mahasiswa.

“Jadi mahasiswa berlarian ke arah kiri dan pedagang lari ke kanan. Jadi saya lari ke kanan dan sudah diblokade warga, agar tidak ada penyiraman. Tapi water cannon tetap menyerang ke arah kanan Kantor DPRD,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: