Pengamat Tata Kota: Skytrain Bagus, Tapi….

Pengamat Tata Kota: Skytrain Bagus, Tapi….

Skytrain Bandara Soetta Jakarta.--

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Pembangunan skytrain oleh Pemkot Samarinda termasuk salah satu proyek ambisius Wali Kota Samarinda Andi Harun. Namun jalan mulus untuk mewujudkannya tidaklah mudah. 

Pengamat tata kota, Warsilan sepakat saja jika proyek itu dilaksnakan. Menurutnya, skytrain bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk mengurangi kemacetan. Selain itu dapat memerlancar mobilitas masyarakat dari kota ke bandara APT Pranoto atau sebaliknya.

Namun, Warsilan menekankan pada kasus di Samarinda, Pemkot bisa mengkaji terlebih dahulu tata guna lahan yang ada. Misal, untuk memanfaatkan koridor Ring Road. Perlu memerhatikan arahan tata ruang kota.

“Itu perlu untuk pengembangan koneksitas dan terintegrasi transportasi kota dengan kawasan,” kata Warsilan, saat dihubungi langsung, pada Minggu 23 Juni 2024. 

BACA JUGA:Dishub Samarinda Klaim Skytrain jadi Solusi Atasi Kemacetan Ibu Kota

Pengajar S2 Lingkungan di Universitas Mulawarman itu menyebut, skaytrain merupakan program yang menyesuaikan dinamika perkembangan Kota Samarinda yang cukup pesat. Apalagi sebagai salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Kendati demikian dalam mewujudkannya butuh perencanaan yang sangat matang.  Harus sesuai dengan 

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Samarinda. Jika proyek itu dinilai strategis oleh Pemkot Samarinda, maka bisa dikerjakan. Tentunya dengan pengerjaan yang bertahap. 

Warsilan menyarankan beberapa jika terdapat kendala biaya dalam proyek tersebut. Pemkot Samarinda bisa memanfaatkan dana konsentrasi dari pusat. Atau berkerja sama dengan swasta. Ia juga menegaskan model transportasi kota yang efisien merupakan kebutuhan yang harus tersedia untuk masyarakat. 

“Kalau tidak bisa memenuhi, maka akan menjadi persoalan bagi masyarakat yang kemajuannya semakin dinamis,” pungkasnya.

BACA JUGA:Pemprov Kaltim Pertimbangkan Rekayasa Lalin ke IKN

Pengamat Tata Kota lainnya, Farid Nurrahman, justru lebih menitikberatkan urgensi skytrain di Kota Tepian. Menurutnya, skytrain masih tidak terlalu mendesak untuk dibuat. Karena penduduk Samarinda masih belum sampai 1 juta jiwa. Kecuali, memang untuk diproyeksikan 20-25 tahun akan datang.

“IKN jadi pindah, Samarinda jadi kota penunjang, maka sah-sah saja,” ujar Farid. 

Apabila berbicara urgensi akan akses mudah ke Bandara APT Pranoto, Farid menyarankan Pemkot Samarinda bisa melanjutkan jalan lingkar atau Ring Road yang sudah ada. Jalan lingkar baginya lebih realistis untuk dijalankan dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan. Pembiayannya pun tidak banyak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: