Masuk Panen Raya, Badan Pangan Nasional Berkomitmen Gunakan Beras Lokal untuk Bantuan Pangan
Badan Pangan Nasional Berkomitmen akan Gunakan beras Lokal untuk Bantuan Pangan-(istimewa)-
NOMORSATUKALTIM - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, yakin bahwa Bulog akan segera memulai penggunaan beras lokal untuk bantuan pangan dan untuk Stabilisasi Pasokan serta Harga Pangan (SPHP).
Ini akan terjadi seiring dengan masuknya periode panen raya pada bulan April 2024.
Sebelumnya, Bulog telah menggunakan beras impor dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Pakistan, dan Kamboja sejak tahun 2023 untuk bantuan pangan dan SPHP.
BACA JUGA : Harga Bapokting di Pasar Segiri Masih Stabil hingga H-7 Lebaran
Arief menjelaskan, bahwa produksi beras pada bulan Maret mencapai sekitar 3,8 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 4,9 juta ton pada bulan April.
Dengan potensi produksi yang besar ini, Arief menekankan bahwa pihaknya saat ini fokus pada menjaga harga gabah dari petani.
"Kami telah memerintahkan Bulog untuk menyerap produksi dalam negeri, karena sekarang waktunya kita menyerap, sehingga nanti bantuan pangan beras dan program SPHP itu bisa mulai menggunakan beras dari produksi dalam negeri lagi," ujar Arief, Kamis (4/4/2024).
BACA JUGA : Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2024 Bandara APT Pranoto Samarinda Siapkan Tiga Penerbangan Tambahan
Arief juga mengumumkan bahwa Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan kebijakan baru terkait fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras oleh Bulog.
Melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No.167/2024, Bapanas menetapkan bahwa harga pembelian gabah kering panen yang sebelumnya Rp5.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp6.000 per kilogram di tingkat petani.
Kebijakan fleksibilitas harga GKP ini akan berlaku hingga 30 Juni 2024.
BACA JUGA : Jelang Lebaran, Polres Kukar Gilas Ratusan Botol Minuman Keras
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi membeberkan bahwa hingga saat ini penyerapan gabah oleh Bulog baru mencapai 74.700 ton.
Menurutnya, angka serapan pada bulan pertama panen raya kali ini lebih rendah dari rata-rata serapan di bulan pertama panen raya tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 80.000 ton - 90.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: