DP3A Kukar Galakkan Sekolah Ramah Anak, Citakan Sekolah Aman dari Tindakan Perundungan

DP3A Kukar Galakkan Sekolah Ramah Anak, Citakan Sekolah Aman dari Tindakan Perundungan

Kepala DP3A Kukar, Bambang Arwanto.-(ist)-dp3a kukar

Kukar, NOMORSATUKALTIM- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar terus menggalakkan Sekolah Ramah Anak (SRA) di seluruh Kabupaten Kukar.  

Sekolah Ramah Anak bertujuan menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan menyenangkan bagi anak sekolah. Dan yang paling penting ini; menjauhkan dari tradisi bullying.

Adapun penerapan Sekolah Ramah Anak ini tidak hanya bergantung kepada peran guru dan sekolah saja, namun juga dari siswa, orang tua hingga masyarakat.  

Berdasarkan panduan Sekolah Ramah Anak tahun 2015 yang diterbitkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, definisi konsep sekolah tersebut berbentuk pendidikan formal, nonformal serta informal. 

Sekolah harus memiliki sifat aman, bersih, peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Sehingga menjamin, memenuhi serta melindungi hak anak serta perlindungan anak dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di bidang pendidikan.

Sekolah Ramah Anak ini juga mendukung partisipasi anak. Salah satunya dalam hal perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan serta mekanisme pengaduan yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan perlindungannya di sekolah dan dunia pendidikan.

Kepala DP3A Kukar, Bambang Arwanto mengatakan penerapan Sekolah Ramah Anak tidak hanya memberikan rasa aman kepada anak-anak. Namun juga dapat mengedukasi tentang bahayanya narkoba dan juga menghindari dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

“Saat ini kami terapkan standardisasi itu hampir di seluruh sekolah yang ada di Kukar,”ujar Bambang. 

Setelah dilakukan standardisasi di sekolah, Bambang mengaku sampai dengan saat ini pihaknya tidak lagi mendengar adanya laporan kasus bullying atau perundungan pada anak. 

Ia menilai dengan dilakukannya standardisasi di sekolah dapat mencegah terjadinya kasus bullying yang kerap terjadi di sekolah, seperti di daerah laininya di Indonesia. 

“Dulu pernah ada laporan, tapi sekarang sudah tidak ada (zero). Disisi lain, kami juga terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah,” imbuhnya. (*/adv/dp3akukar_23)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: