Pukau Dunia, Jembatan Melayang di China Biayanya Setara Proyek DAS Ampal

Pukau Dunia, Jembatan Melayang di China Biayanya Setara Proyek DAS Ampal

Jembatan melayang, di Distrik Wulong, Kota Chongqing, China. --ECNS

NOMORSATUKALTIM – China berhasil memukau dunia dengan memanfaatkan kemajuan teknologinya yang pesat. Negeri Tirai Bambu itu telah menciptakan sejumlah keajaiban teknik sipil, antara lain, mahakarya terbaru berupa jembatan melayang, di Distrik Wulong, Kota Chongqing.

Jembatan itu tak hanya memukau dari desainnya yang futuristik, namun juga kemampuannya menahan beban luar biasa tanpa satu pun pilar penyangga seperti jembatan pada umumnya.

Jembatan di Distrik Wulong, China, dinilai sebagai satu contoh paling mengesankan dari kemajuan teknologi dan teknik sipil modern.

Salah satu aspek menonjol dari jembatan melayang itu berdiri kokoh membentang di atas tebing-tebing tajam dan lembah, tanpa satu pun pilar penyangga.

Jembatan ini menjadi prestasi teknik yang sangat luar biasa. Salah satu teknologi terkini yang digunakan dalam pembangunan jembatan tresebut, kabel suspensi. Kabel-kabelnya terbuat dari bahan yang sangat kuat dan dibentangkan di atas jembatan untuk memberi dukungan yang dibutuhkan.

ECNS melaporkan, teknik ini memungkinkan jembatan melayang di atas tebing tanpa pilar penyangga. Hasilnya jembatan tampak sangat ringan dan futuristik. Selain kehebatan teknik sipilnya, jembatan ini juga menawarkan pemandangan alam yang spektakuler.

Dibangun di Distrik Wulong yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang dramatis, jembatan ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan kepada para pengunjung yang berani menjelajahinya.

Jembatan itu, menurut laporan ECNS, bagian dari jalan tol sepanjang 245 km, lebarnya seluas 4 meter. Yang hanya ditopang konstruksi kabel yang mampu menahan beban sampai 50 ton.

China berhasil membangun jembatan tanpa menggunakan pilar apapun. Jembatan itu tampak melayang di atas ketinggian 300 meter, membentang di antara jurang di Distrik Wulong, Kota Chongqing.

Saat peresmiannya, truk molen diuji melaju di atas jembatan. Karya memukau itu hanya menghabiskan anggaran sekitar 64 juta Yuan.

Jika dikonversikan dengan kurs saat ini, per Selasa (17/10/2023), 1 Yuan serupa Rp 2.144, maka 64 juta Yuan setara Rp 137 miliar. Dengan kata lain, anggaran itu nyaris setara jika dibanding proyek DAS Ampal, yang menjadi salah satu proyek besar di Balikpapan.

Proyek DAS Ampal, yang terus dihujani sorotan itu menelan biaya Rp 136 miliar. Namun, hasil proyeknya amburadul dan menjadi sorotan warga. Bahkan, proyek ini telah dilaporkan ke Polda Kaltim dan KPK.

Merunut ke belakang, pagu proyek DAS Ampal ini senilai Rp 141 miliar lebih. Dalam proses lelang, PT Fahreza Duta Perkasa menjadi pemenangnya. Mengalahkan dua perusahaan raksasa BUMN. Fahreza mematok harga Rp 136 miliaran. Hanya selisih sedikit dibanding jembatan di Cina yang memukau dunia.

Dari awal proses tender ini, sudah banyak yang mencium bau-bau tak sedap. Bau anyir dugaan KKN, loba lobi permainan belakang, menjadi rumor harian di awal tender berjalan.

Kini, sudah berbulan-bulan proyek berjalan, carut marut program andalan Wali Kota Balikpapan ini, kian muncul ke permukaan. Dari progres tak sesuai target, dampak proyek yang merusak jalan pemukiman, sampai merugikan begitu banyak warga kota.

Direktur utama PT Fahreza, Cahyadi, justru melempar batu kesalahan pada Pemerintah Balikpapan dan dinas terkait. Keterlambatan proyek, kata Cahyadi, karena hambatan utilitas. Kordinasi buruk antar instansi di kota ini.

Sekjen Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Komaryono, menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan KPK tentang dugaan korupsi proyek DAS Ampal. Menurutnya, lembaga anti rasuah itu tetap memonitor pengerjaan proyek tersebut.

Komaryono menjelaskan, selama ini KPK belum bisa melakukan penyelidikan dan penyidikan karena proyek tersebut belum selesai. Proyek DAS Ampal dimulai sejak 1 Agutus 2022 dan berakhir pada 31 Desember 2023.

“Kami dihubungi pihak KPK, pihaknya tetap melakukan monitoring atas proyek DAS Ampal. KPK baru bisa masuk jika pekerjaannya sudah selesai,” jelas Komaryono, Kamis (10/5/2023). Setelah kontrak berakhir pada akhir Desember mendatang dan sudah serah terima pekerjaan, baru KPK bisa masuk.

Jika jembatan melayang China mampu memukau dunia, berbeda dengan proyek DAS Ampal Balikpapan, yang mengundang hujan hujatan. Meski biayanya nyaris setara. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: