Opo Tumon?

Opo Tumon?

Dia malah nekat memasarkan sendiri

walaupun tidak menguasai cara menghitung konstruksinya.

Dia, hanya dengan mengandalkan sistem copy paste

nekat memasarkan karya cipta gurunya.

Di dalam file komputernya memang ada ratusan desain yang bisa dijadikan referensi

Ini harta karun, begitu kira–kira cara berpikirnya.

Padahal gurunya, mengikuti pesan dari mentornya,

tokoh konstruksi terkemuka ditahun 1980an,

belum pernah mengajarkan ilmu/cara menghitung

konstruksi ciptaannya kepada siapapun.

Sistem fondasi ciptaannya walaupun bentuknya sederhana menurut sang mentor adalah ilmu baru yang tidak bisa dicari teori–teori pendukungnya diliteratur manapun mengenai ilmu fondasi.

Dia lupa bahwa di undang-undang Paten

dengan jelas dibedakan antara hak cipta dan hak paten.

Hak cipta itu melekat pada penemu bahkan

sampai 75 tahun setelah penemunya meninggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: