Kendala Teknis jadi Penyebab Program Makan Bergizi Gratis di Kukar Ditunda

KUTAI KARTANEGARA, NOMORSATUKALTIM - Pelaksanaan perdana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang digagas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengalami penundaan.

Program ini seharusnya dimulai serentak pada Senin 6 Januari 2025, bertepatan dengan hari pertama anak-anak kembali bersekolah setelah libur panjang.

Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun Nomorsatukaltim, program tersebut baru akan dilaksanakan pada 13 Januari 2025 mendatang.

Penundaan ini terjadi akibat beberapa kendala teknis, seperti belum rampungnya Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak penyedia makanan.

Selain itu, ada kebutuhan penyesuaian teknis di tingkat sekolah untuk memastikan pelaksanaan program berjalan lancar.

BACA JUGA : Tak Semua Sekolah Dapatkan Alokasi Susu, Pentingkah Susu Dalam Program Makan Bergizi Gratis?

Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono mengungkapkan bahwa hingga saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar belum menerima koordinasi resmi dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan program MBG.

“Sejauh ini belum ada koordinasi dari pemerintah pusat. Saya juga belum mendapatkan konfirmasi dari Disdikbud Kukar mengenai program ini, karena program tersebut sepenuhnya merupakan inisiatif pemerintah pusat,” ujar Sunggono pada Selasa 7 Desember 2024.

Ia juga menjelaskan bahwa mekanisme pengelolaan program masih belum jelas.

“Untuk pengelolaannya juga pasti dari pemerintah pusat. Kita belum ada informasi lebih lanjut terkait program ini,” tambahnya.

BACA JUGA : Program MBG Temui Kendala Teknis di Kaltim, Disdikbud: Masih Menunggu Petunjuk

Program MBG ini hanya akan dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara dari 10 kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim).

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.

Pada pemberitaan sebelumnya, Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengusulkan agar program MBG dapat diintegrasikan dengan program lokal Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Sumber: