Kiat Harmonis Tinggal Serumah dengan Mertua dan Orang Tua Sesuai Anjuran Islam
Ilustrasi anak bergandengan tangan dengan orang tua.-istock-
Karena ketika suami istri mampu menggunakan cara yang lembut dalam menyikapi masalah orang tua dan mertua, maka dia sudah berhasil menghindari kemarahan, cara yang kasar dan frontal kepada orang tua dan mertua.
Amarah dan ego yang sering kali menjadi sumber malapetaka keluarga dikendalikan dengan baik dan tepat, sehingga problematika yang dihadapi dapat terselesaikan secara bijaksana. Al-Munawi mengutip penjelasan Imam Al-Ghazali:
BACA JUGA: Bagaimana Hukum Meminta Sumbangan di Jalan dalam Islam?
“Kelembutan itu terpuji, sebaliknya adalah kekerasan. Adapun kekasaran dihasilkan oleh kemarahan dan kekerasan, sementara kelembutan serta kehalusan dihasilkan oleh akhlak yang baik.” (Al-Munawi, I/263).
Dalam Alquran, Allah SWT juga mengingatkan agar senantiasa menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua dan keluarga yang lain:
3. Belajar Mengalah
Mengalah kepada orang tua dan mertua merupakan tips yang sangat tepat untuk menciptakan keharmonisan suami istri.
BACA JUGA:Meritokrasi dalam Islam, Bahaya Serius Jika Jabatan Diisi Orang Tidak Kompeten
Mengalah dengan tidak menolak pandangan berbeda mereka merupakan langkah aman untuk menjaga perasaannya.
Anak dan menantu yang suka berdebat dengan orang tua dan mertua meski mereka adalah pemenangnya tetap akan merusak suasana keluarga. Rasa respek akan hilang, begitu pun rasa bangga akan memudar.
Diriwayatkan dari Ad-Dailami, dari Abud Darda’, Nabi Muhammad saw bersabda:
"Tinggalkanlah perdebatan, karena manfaatnya sedikit dan dapat menimbulkan permusuhan di antara saudara. Tinggalkanlah perdebatan, niscaya kamu akan terhindar dari fitnah.” (As-Suyuthi, Jami’ul Ahadits, [Lebanon, Darul Fikir: 1994], jilid IX, halaman 126).
Selama tidak melanggar dari ketentuan Islam, mengalah harus menjadi prinsip hidup bersama dengan orang tua dan mertua. Kendalikan diri untuk tidak menentang, mengkritik dan menyalahkannya. Inni Sejalan dengan penjelasan Syekh Ali Al-Qari:
"Maka berbuat baiklah kepada keluarganya, yakni dengan memaafkan dan memaklumi apa yang tidak kamu sukai.” (Ali Al-Qari, Mirqatul Mafatih, [Lebanon, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2001], jilid IX, halaman 61).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
