3 Perusahaan di PPU Siapkan Lahan Konservasi Lestarikan Flora dan Fauna Endemik
Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kabupaten PPU, Rohmat Agus Purwanto. -awal/disway kaltim-
PPU, NOMORSATUKALTIM - Asa pelestarian flora dan fauna endemik terus diupayakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU).
Dalam upaya ini turut melibatkan berbagai perusahaan yang beroperasi di Benuo Taka untuk lahan konservasi.
Setidaknya terdapat 3 yang tercatat menyiapkan lahan konservasi sebagai upaya dari keberlanjutan pelestarian flora dan fauna endemik.
Yakni PT Kebun Mandiri Sejahtera (KMS), PT Sukses Tani Nasasubur (STN) Astra Group, dan PT Waru Kaltim Plantation (WKP).
BACA JUGA:Efisiensi Anggaran Masih Boleh Gelar Kegiatan di Hotel, Pemkab PPU Perlu Pedoman Jelas
BACA JUGA:40 Persen Warga PPU Masih Lulusan SD, Faktor Ekonomi jadi Alasan Enggan Lanjutkan Pendidikan
Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten PPU, Rohmat Agus Purwanto, mengatakan, saat ini tengah dijadwalkan untuk membahas mengenai lahan konservasi bersama pihak perusahaan.
"Kami ingin melakukan pertemuan dan pembahasan lebih lanjut mengenai lahan konservasi bersama pihak perusahaan," kata Rohmat, Jumat 27 Juni 2025.
Diinformasikan untuk lahan konservasi PT KMS dengan luasan 20 hektare, PT STN seluas 1.718 hektare dan WKP punya luas konservasi 400 hektare. Namun, untuk detail terbaru akan turut dibahas dalam pertemuan lanjutan nantinya.
BACA JUGA:Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 568 Kilogram Sampah Diangkut dari Pantai Tanjung Jumlai PPU
"Pertemuan akan lebih memperjelas lagi luasannya secara detil, termasuk kami meminta titik koordinatnya," jelasnya.
Sampai saat ini dituturkannya masih sekadar pelaporan profil data awal jenis-jenis flora dan fauna endemik yang terdapat di wilayah Benuo Taka untuk pengelolaan keanekaragaman hayati, di antaranya Anggrek Kalimantan, Burung Rangkong dan Rusa Sambar.
Terkait profil yang disampaikan masih laporan awal dimana sebagai bahan dasar untuk kami menyusun rencana pengelolaan keanekaragaman hayati. Dalam penyampaian awal banyak jenis hayati yang endemik.
Namun karena belum final, tak menutup kemungkinan jumlahnya bakal bertambah atau berkurang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
