Bankaltimtara

Hujan Mulai Mengguyur Wilayah Mahulu, Debit Air Sungai Mahakam Perlahan Naik

Hujan Mulai Mengguyur Wilayah Mahulu, Debit Air Sungai Mahakam Perlahan Naik

Warna air Sungai Mahakam tampak kecoklatan setelah hujan turun mengguyur wilayah Mahulu, Senin (4/8/2025).-istimewa-

“Semuanya tetap berlanjut, mungkin besok itu sampai di Mahulu, karena sekarang sudah dalam perjalanan dari Samarinda,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Long Apari Petrus Ngo turut memberkan terkait kondisi air Mahakam di wilayah hulu yang mulai normal. “Iya sudah normal, airnya Mahakam sudah naik dari wilayah hulu,” ungkapnya.

BACA JUGA: Sembako dan BBM Langka, Warga Perbatasan RI-Malaysia di Mahulu Tunggu Bantuan Subsidi Pangan

BACA JUGA: Kehidupan Masyarakat Perbatasan Susah karena Akses, DPRD Mahulu Tanyakan Prioritas Pembangunan Daerah

Sebagai informasi, dengan kembali normalnya debit air Sungai Mahakam setelah sempat mengalami surut itu, tentu membawa kabar baik bagi seluruh masyarakat Mahulu.

Sebab, kawasan Sungai Mahakam menjadi akses vital transportasi mereka sehingga tak heran jika kondisi Sungai Mahakam surut, warga setempat menganggap itu sebagai ancaman krisis bagi mereka.

Karena di saat Sungai Mahakam surut, maka seluruh aktivitas distribusi bahan kebutuhan pokok ikut terhambat, menyusul kenaikan harga yang sangat signifikan.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa, keberlangsungan hidup warga di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia itu tergantung pada pasang surutnya Sungai Mahakam.

BACA JUGA: Lapangan Sudah Dibersihkan, Helikopter Pengantar Sembako ke Long Apari Tak Kunjung Datang

BACA JUGA: Diduga Menabrak Batu, Speedboat Karam di Kawasan Riam Panjang Mahulu

Di tengah kondisi sulit itu, mereka terus berharap kepada pemerintah agar betul-betul memberikan perhatian nyata, dengan membangun akses jalan darat yang memadai ke seluruh wilayah kecamatan, terutama ke Long Apari.

“Kami masyarakat perbatasan sangat butuh jalan darat yang layak, yang manusiawi dilalui. Selama ini, Sungai Mahakam adalah jalur transportasi utama yang kami harapkan. Tapi di balik itu, mau berapa ratus sudah nyawa masyarakat perbatasan yang mati tenggelam akibat long boat, speed boat, mesin ketinting karam, belum lagi kerugian harta benda,” tegas Camat Long Apari, Petrus Ngo.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: