Bankaltimtara

Hendra Gantikan Alif Turiadi di DPRD Kukar, Siap Perjuangkan Aspirasi di Dapil II

Hendra Gantikan Alif Turiadi di DPRD Kukar, Siap Perjuangkan Aspirasi di Dapil II

Hendra menggantikan Alif Turiadi sebagai Anggota DPRD Kukar. -Ari/disway-

KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Hendra resmi menggantikan Alif Turiadi sebagai anggota DPRD Kukar melalui proses Pergantian Antar Waktu (PAW). Alif sendiri mengundurkan diri karena maju pada kontestasi Pilkada Kukar 2024 sebagai calon wakil bupati.

Senin 10 Februari 2025, pelaksana tugas (Plt) Ketua DPRD Kukar, Junadi, memimpin rapat paripurna ke-3 DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara, Senin 10 Februari 2025.

Salah satu agenda utama dalam rapat tersebut adalah peresmian pengangkatan PAW anggota DPRD untuk masa jabatan 2024-2025. Proses ini merupakan bagian dari mekanisme kelembagaan untuk memastikan keberlanjutan kerja-kerja legislatif.

Hendra menggantikan posisi Muhammad Alif Turiadi yang sebelumnya menjabat sebagai anggota DPRD dari Partai Gerindra Dapil II Kecamatan Tenggarong Seberang.

BACA JUGA:Tiga Asisten dan 12 Kabag Setda Kukar Teken Pakta Integritas, Ini Wejangan dari Sekda Sunggono

BACA JUGA:Operasi Keselamatan Mahakam 2025 Dimulai, Ketemu 8 Jenis Pelanggaran Ini Langsung Ditindak

Sebagai legislator baru, Hendra menegaskan komitmennya untuk menyerap aspirasi masyarakat di Dapil II. Ia berfokus pada sektor pertanian yang menjadi sumber penghasilan utama warga setempat.

"Saya mengikuti arahan partai dan akan memaksimalkan kerja untuk masyarakat. Fokus saya adalah menyerap aspirasi dari Dapil II dan melanjutkan program-program aspirasi yang sudah berjalan, terutama di sektor pertanian," ucapnya kepada awak media usai dilantik.

Hendra menyatakan kesiapannya untuk bekerja keras dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, terutama terkait pembangunan infrastruktur pertanian dan kesejahteraan petani.

Sebelum terjun ke dunia politik, Hendra memiliki latar belakang sebagai wiraswasta. Pengalamannya di bidang usaha membuatnya lebih peka terhadap permasalahan ekonomi masyarakat, khususnya petani yang menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan akses pasar.

BACA JUGA:Ambil Sabu Titipan Teman, Pemuda di Tabang Ditangkap di Bawah Jembatan

Selain itu, ia menyoroti keberadaan lahan bekas tambang di Kukar yang masih menjadi perdebatan.

Dengan banyaknya lahan yang belum direklamasi, keseimbangan antara sektor pertanian dan dampak lingkungan harus diperhatikan. Ia menegaskan bahwa diperlukan kebijakan strategis yang mampu mengakomodasi kedua sektor tersebut agar tidak saling merugikan.

"Kita melihat masih banyak bekas tambang di Kukar, sementara pertanian juga menjadi sektor penting. Saya ingin melihat bagaimana program daerah bisa disinergikan untuk mengatasi masalah ini agar tidak merugikan masyarakat dan lingkungan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait