Abaikan Instruksi, AMKB Minta Pemprov Kaltim Tegas ke Gojek dan Grab
AMKB menggelar unjuk rasa di Kantor Dishub Kaltim untuk menuntut ketegasan terhadap aplikator yang masih menjalankan promo ekstrem.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Sehari setelah tenggat waktu penghapusan program promosi oleh perusahaan transportasi daring di Kalimantan Timur, sejumlah mitra pengemudi kembali mendatangi Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim.
Aliansi Mitra Kaltim Bersatu (AMKB) mempertanyakan tindak lanjut pemerintah daerah terhadap aplikator yang belum mematuhi instruksi.
Ketua Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos), Ivan Jaya, menyampaikan bahwa hingga Selasa siang, 8 Juli 2025, program promosi seperti Slot, Goceng, dan Double Order masih ditemukan aktif di aplikasi Gojek dan Grab.
Padahal, dalam rapat koordinasi bersama antara Pemprov Kaltim, DPRD, aplikator, dan mitra pengemudi pada Senin, 7 Juli 2025, telah disepakati bahwa seluruh program promosi yang melanggar ketentuan tarif minimum harus dihapus dalam waktu 1x24 jam.
BACA JUGA: Gojek-Grab Diisukan Merger, Pengemudi Ojol Malah Resah, Ternyata Ini Alasannya
BACA JUGA: Istri Bos ‘Dirujak’ Netizen karena Israel, Grab Indonesia Sebut Sudah Donasi Rp3,5 M ke Palestina
"Jadi sesuai dengan kesepakatan kemarin, sudah ada keputusan dari Wakil Gubernur untuk meminta 1x24 jam kepada setiap aplikator untuk menghapus program-program seperti slot, goceng, dan double order. Tapi sampai jam 12 siang tadi, itu masih aktif. Kami datang ke Dishub untuk meminta kejelasan soal tindak lanjutnya," kata Ivan kepada awak media di Halaman Kantor Dishub Kaltim.
Ivan menyayangkan belum adanya tindakan tegas dari Pemprov terhadap aplikator yang dianggap mengabaikan instruksi tersebut.
Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan kesan bahwa perusahaan aplikator tidak menghormati otoritas daerah.
"Jangan sampai kami dapat sinyal seolah-olah aplikator ini menantang Pemprov. Ini kan sudah ada instruksi resmi dari Wakil Gubernur. Kalau dibiarkan, bagaimana wibawa pemerintah?"ujarnya.
BACA JUGA: Simpan Kunci Selama Lima Bulan, Pengemudi Ojol Curi Motor Mahasiswi di Balikpapan
BACA JUGA: DPRD Balikpapan Siap Kawal Aspirasi Ojol hingga ke Kementerian
Ia juga menekankan bahwa ekosistem transportasi daring di Kalimantan Timur bukan milik aplikator semata, melainkan bagian dari kehidupan ekonomi masyarakat lokal mulai dari pengemudi, konsumen, hingga pelaku UMKM yang bergantung pada layanan pengantaran makanan.
"Di Kaltim ini ada tiga aplikator. Kalau A ditutup, kami bisa pindah ke B, atau ke C. Kalau semua ditutup, kami bisa bikin sendiri. SDM di Kalimantan Timur cukup luar biasa untuk mengelola bisnis ini. Teknologi bisa dibawa siapa pun, tapi penggunanya tetap orang sini," ujar Ivan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
