Bankaltimtara

Menjelang Musim Kemarau, Pemerintah dan GAPKI Siapkan Langkah Pencegahan Karhutla di Kaltim

Menjelang Musim Kemarau, Pemerintah dan GAPKI Siapkan Langkah Pencegahan Karhutla di Kaltim

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq (tengah) bersama Gubernur Rudy Mas'ud, dan GAPKI Kaltim.-salsabila/disway kaltim-

Lantaran posisi Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang membutuhkan perlindungan ekosistem secara komprehensif.

"Tanggal 6 sampai 9 Juli nanti, Kalimantan Timur akan menjadi tuan rumah kegiatan Dekranasda Nasional yang dihadiri sekitar 4.500 tamu undangan dari seluruh Indonesia. Kita harus memastikan tidak terjadi kebakaran yang mengganggu," tekan Rudy.

Meski demikian, ia menyebut, perkebunan sawit di provinsi ini memiliki peran strategis dalam ekonomi dan ketenagakerjaan.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, total luas kebun sawit tercatat sekitar 3 juta hektare, dengan 1,48 juta hektare telah berproduksi. Menurutnya, industri ini menyerap lebih dari 100 ribu tenaga kerja di berbagai daerah.

"Namun kita juga harus memastikan dampak negatifnya bisa diminimalkan, terutama risiko kebakaran dan kerusakan lingkungan," sebutnya dihadapan awak media.

Gubernur Rudy menekankan, 99 persen penyebab kebakaran hutan dan lahan berasal dari perilaku manusia. Oleh sebab itu, ia meminta pencegahan menjadi prioritas bersama.

"Pencegahan lebih penting daripada pemadaman. Walaupun kita punya motto pantang pulang sebelum padam, tapi yang utama adalah mencegah," tuturnya.

Di sisi lain, Gubernur Kaltim menyatakan kesiapannya melakukan tindakan tegas bagi perusahaan yang terbukti lalai.

"Kalau ada perusahaan yang lalai, tentu akan kita tindak. Ini bukan hanya seremonial. Kami ingin langkah konkret di lapangan," tegas Rudy

Ketua GAPKI Kalimantan Timur, Rachmat Perdana Angga, menjelaskan organisasi ini menaungi 79 perusahaan anggota dengan total luasan konsesi sekitar 370 ribu hektare di Kalimantan Timur.

Dari jumlah tersebut baru sekitar 28 persen dari keseluruhan perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di provinsi ini.

"Kalau dibandingkan total luasan sawit di Indonesia yang sekitar 16 juta hektare, memang kontribusi wilayah kami masih kecil. Karena itu, kami berharap lebih banyak pelaku usaha yang bergabung agar konsolidasi semakin efektif," ungkap Rachmat, saat ditemui terpisah oleh Nomorsatukaltim.

Melalui data GAPKI, puncak musim kemarau di Kalimantan Timur diperkirakan terjadi pada bulan Agustus, dengan curah hujan rata-rata terendah 142 mm per bulan berdasarkan catatan historis 2021-2024.

Kabupaten Kutai Timur disebut sebagai wilayah dengan titik panas terbanyak dalam tiga tahun terakhir. GAPKI pun telah menyusun berbagai langkah antisipasi karhutla.

Rachmat juga memaparkan bahwa perusahaan anggota wajib membentuk struktur organisasi satgas kebakaran sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 6 Tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: