Ekspor Non-Kayu Kaltim, 28 Ton Damar Batu Senilai USD 26 Ribu Berlayar ke Sri Lanka
pelepasan ekspor perdana damar batu asal Kaltim ke Sri Lanka.-Chandra/ Nomorsatukaltim-
BACA JUGA: Udang Windu Sumbang Rp164,4 Miliar, Perikanan Kaltim Catat Ekspor Rp256 Miliar
Abdullah menyebutkan bahwa PT Shifa Naghari Indonesia memang mengkhususkan diri pada perdagangan hasil hutan nonkayu, produk turunan kelapa, dan komoditas pertanian lainnya.
Menurutnya, Kaltim sebenarnya juga memiliki lada Malonan sebagai produk unggulan, namun daya saingnya tergerus persaingan dengan Vietnam ditambah beban biaya logistik yang membengkak.
Export Center Balikpapan juga secara rutin menyelenggarakan business pitching, memberikan pendampingan regulasi ekspor, dan memfasilitasi UMKM dalam penyiapan dokumen pengiriman luar negeri.
Upaya ini, kata Abdullah, membuahkan hasil seperti terfasilitasinya ekspor cocopeat (sabut kelapa) dari PPU yang berhasil tersambung dengan KDEI Taiwan dan berujung kontrak pembelian di Trade Expo Indonesia 2025.
BACA JUGA: Jajaki Peluang Ekspor, Produk Gula Semut dan Kakao Kutim Dilirik Pasar Luar Negeri
Meski demikian, ia menyebut berbagai kendala masih menghambat laju ekspor produk lokal. Sektor makanan khususnya menghadapi persyaratan ketat seperti sertifikasi HACCP dan perizinan BPOM.
"Produk dari Penajam dan beberapa wilayah lain mayoritas hanya berizin PIRT karena menargetkan pasar lokal, hampir tidak ada yang memiliki izin BPOM. Padahal persyaratan ekspor sesungguhnya sederhana, cukup memiliki NPWP dan NIB," papar Abdullah.
Adapun khusus untuk damar batu, tantangan terbesar justru datang dari minimnya pemahaman masyarakat lokal tentang nilai ekonomis produk ini.
"Masyarakat sering menemukan damar batu di hutan, tetapi mereka tidak mengetahui apakah benda ini memiliki nilai jual atau tidak. Diperlukan sosialisasi massif tentang potensi produk ini," tegas Abdullah.
BACA JUGA: PELNI Siapkan Diskon Tiket Kapal Laut dari Balikpapan Saat Nataru, Cek Di Sini Caranya
Sebelumnya, menurut informasi yang dihimpun Nomorsatukaltim, bahwa pada tahun 2021 silam, PT Shifa Naghari dan CV Naghari mengirim damar batu dan rempah pertama kalinya sebanyak 13 ton melalui Pelabuhan KKT Balikpapan.
Damar batu yang diekspor pada waktu itu pun juga asli dari Kalimantan, yakni dari daerah Sepaku, Nunukan dan Berau. Karena itu, proses pengumpulan komoditas ini memakan waktu 2 tahun.
Diketahui, Damar Batu memiliki beragam manfaat diantaranya mulai dari bahan baku cat, pernis, celupan batik, lilin, tinta cetak, linoleum dan kosmetik serta bahan semir sepatu.
Getah damar merupakan hasil sekresi pohon Shorea sp., Vatica sp., Dryobalanops sp., dan dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
