Jajaki Peluang Ekspor, Produk Gula Semut dan Kakao Kutim Dilirik Pasar Luar Negeri
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kutim, Teguh Budi Santoso-Sakiya Yusri/Nomorsatukaltim-
KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Produk lokal dari Kutai Timur (Kutim) perlahan mulai menembus pasar luar. Salah satunya adalah gula semut dan kakao yang kini sedang dalam proses penjajakan kerja sama dengan pembeli dari luar daerah, bahkan luar negeri.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kutim, Teguh Budi Santoso menyebut, pihaknya tengah memfasilitasi komunikasi antara pelaku usaha lokal dengan calon buyer.
“Kita jembatani karena kan pelaku UMKM ini kadang belum mengerti cara negosiasi atau bikin kontrak kerja sama,” ujar Teguh saat ditemui di kantornya, Selasa 14 Oktober 2025.
Menurut Teguh, produk gula semut asal Kutim memiliki kualitas yang tidak kalah dengan daerah lain. Ia mengungkapkan, untuk sementara masih dalam tahap penjajakan dan uji kelayakan produk.
BACA JUGA: Pisang Kepok Grecek Kutim Tembus Pasar Internasional, Ekspor Jalan Terus
“Kita punya bahan baku yang bagus. Petani juga sudah mulai paham cara olah yang higienis. Kita enggak bisa langsung paksa ekspor. Buyer juga punya standar. Tapi arah ke sana sudah mulai kelihatan,” katanya.
Selain gula semut, produk kakao Kutim juga mulai menarik perhatian pembeli. Bahkan, Dinas Koperasi sudah menjalin komunikasi dengan komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.
“Kita sudah kerja sama dengan IT Diaspora bulan Agustus lalu. Mudah-mudahan bisa lanjut,” jelasnya.
Teguh mengatakan, pihaknya mendorong agar pelaku usaha kakao memperhatikan standar mutu, terutama dalam proses fermentasi dan pengemasan.
BACA JUGA: Saatnya Investor Lirik UMKM Berdaya Saing Ekspor, Produk Lokal Kalimantan Bernilai Ekonomi Tinggi
Menurutnya, pemerintah daerah tidak ingin hanya mengandalkan pasar lokal. “Karena buyer itu lihat kualitas. Kalau bagus, mereka pasti order lagi. Kalau bisa ekspor, kenapa tidak? Itu akan meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Teguh.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa tantangan terbesar adalah soal perizinan dan kesiapan skala produksi. Dinas Koperasi berencana melakukan pelatihan lanjutan agar produk Kutim bisa memenuhi syarat ekspor.
“Kalau pesanan besar, kadang kita belum siap. Makanya kita dorong kerja sama antar pelaku biar kuat. Nanti kita ajak lembaga sertifikasi dan buyer langsung kasih masukan. Biar UMKM tahu standar yang diminta pasar,” jelas Teguh.
Ia berharap dukungan semua pihak agar upaya ekspor ini bisa terwujud. Teguh optimistis langkah kecil ini akan membuka jalan bagi produk lain.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
