Bankaltimtara

Ekspor Non-Kayu Kaltim, 28 Ton Damar Batu Senilai USD 26 Ribu Berlayar ke Sri Lanka

Ekspor Non-Kayu Kaltim, 28 Ton Damar Batu Senilai USD 26 Ribu Berlayar ke Sri Lanka

pelepasan ekspor perdana damar batu asal Kaltim ke Sri Lanka.-Chandra/ Nomorsatukaltim-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM — Getah pohon meranti dari hutan Kalimantan Timur kini menjadi incaran pasar Asia Selatan.

PT Shifa Naghari Indonesia mengirimkan 28 ton damar batu bernilai 26 ribu Dollar AS ke Sri Lanka lewat Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Balikpapan, pada Kamis 27 November 2025.

Kepala Export Center Balikpapan, Abdullah Umar Bahar mengungkapkan, negara-negara Asia Selatan tengah mengalami kelangkaan pasokan damar batu.

Dengan adanya pengiriman ini menandai penetrasi pasar baru setelah sebelumnya produk serupa diserap Bangladesh dan India.

BACA JUGA: Ciplukan Jadi Primadona Ekspor: Buah Khas Indonesia Bernilai Jutaan Dolar dan Kaya Manfaat Kesehatan

"Produk ini sangat diminati sampai-sampai kekurangan stok. Selama ini mereka bergantung pada pasokan dari wilayah lain. Kaltim baru pertama kali memasuki pasar Sri Lanka," jelasnya, pada Kamis, 27 November 2025.

PT Shifa Naghari Indonesia telah menandatangani kontrak kerja sama 3 tahun dengan pembeli Sri Lanka.

Perusahaan yang sejak 2021 memelopori ekspor damar batu Kaltim ini akan mengirim produk secara bertahap menyesuaikan ketersediaan bahan baku.

"Pembeli menginginkan pengiriman rutin bulanan karena kebutuhannya sangat mendesak. Kami terus mendorong kontinuitas pengiriman dari Balikpapan," ungkap Abdullah.

BACA JUGA: Ekspor Hasil Laut Berau melalui Bandara Kalimarau Tembus 58 Ton, Tapi Belum Sumbang PAD

Perusahaan telah mengumpulkan bahan baku dari sejumlah kabupaten di Kaltim, termasuk Berau, Malinau, dan Sepaku di Penajam Paser Utara.

Damar batu merupakan hasil getah pohon meranti yang memiliki beragam fungsi industri.

Industri Sri Lanka pun memanfaatkan komoditas ini sebagai bahan dasar pembuatan cat, pernis, pelitur, dan semir sepatu.

Sementara pasar Bangladesh mengolahnya menjadi campuran produk pengharum karena aromanya mirip kemenyan ketika terbakar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: