Bankaltimtara

Tanah Subur Tapi 'Impor' Sayur, Bapokting Mahulu Bergantung Kiriman Luar Daerah

Tanah Subur Tapi 'Impor' Sayur, Bapokting Mahulu Bergantung Kiriman Luar Daerah

Pedagang di Pasar Ujoh Bilang, Mahulu menjual bahan pokok yang didatangkan dari luar daerah, termasuk sayuran.-(Disway Kaltim/ Iswanto)-

Meski demikian, ia menyayangkan ketersediaan pangan di pasaran yang sebagian besar didatangkan dari luar daerah. 

Bahkan bahan pokok yang seharusnya bisa diproduksi di Mahulu justru didatangkan dari luar, seperti sayur-sayuran, cabai, jagung dan lainnya. 

BACA JUGA: Pemkab Mahulu Genjot Pembangunan IPM di Tengah Keterbatasan Infrastruktur

BACA JUGA: BPBD Mahulu Rencana Pasang EWS di Beberapa Titik Rawan, Salah Satunya Sungai Boh

Kondisi ini, menurutnya, perlu menjadi perhatian cepat. Sehingga Mahulu tidak terus-terusan bergantung pada pasokan pangan dari luar. 

"Ini menjadi fokus pemikiran kami ke depan. Kami akan bahas lebih lanjut dengan unsur pimpinan, Pak Sekda, Pak Bupati, termasuk tokoh masyarakat," tuturnya. 

Salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah mendorong produksi pangan rumah tangga, seperti yang telah diterapkan di tingkat provinsi yakni menanam cabai. 

Ia meyakini dengan kondisi kesuburan tanah di Mahulu tentu akan mendukung penghasilan pangan yang berkualitas. 


Inspeksi mendadak yang dipimpin Plt Asisten II Pemkab Mahulu, Wenefrida Kayang di Pasar Ujoh Bilang, pada Selasa (20/5/2025). -(Disway Kaltim/ Iswanto)-

BACA JUGA: Mahulu Kirim 6 Siswa Terbaik Ikuti Seleksi Paskibraka Provinsi, Berharap Tembus Nasional

BACA JUGA: Seleksi PPPK Tahap II Mahulu Dimulai, Ratusan Peserta Ikuti Ujian di Samarinda

Hal ini juga terbukti dari hasil panen padi masyarakat yang stabil. 

“Kenapa kita harus beli terus, padahal bisa tanam sendiri? Sumber daya alam kita punya potensi,” imbuh Kayang. 

Kemudian ia juga menyoroti pentingnya merubah mindset (pola pikir) masyarakat, untuk mau berusaha, minimal beberapa kebutuhan dasar rumah tangga bisa mengurangi pembelian. 

“Mindset-nya saja yang perlu dibuka. Kalau satu rumah tangga tanam sayur, lombok dan jual ke pasar dengan harga wajar, kenapa tidak. Ini soal pola pikir. Kita ingin masyarakat Mahulu tetap kuat, sehat, mandiri, dan tidak selalu tergantung dari luar," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: