Bankaltimtara

Ramai-Ramai Merantau ke Samarinda usai Lebaran, Urbanisasi Perlu Penanganan Serius

Ramai-Ramai Merantau ke Samarinda usai Lebaran, Urbanisasi Perlu Penanganan Serius

Gelombang perpindahan penduduk atau urbanisasi ke Kota Samarinda usai Lebaran, berpotensi memicu beragam persoalan sosial jika tidak ditangani secara serius oleh pemerintah daerah.-(Disway Kaltim/ Mayang)-

Arifin menekankan pentingnya solusi praktis dan terencana dalam menghadapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol. 

Meskipun pendatang terampil dapat memberikan kontribusi pada perekonomian kota, masalah terkait ketersediaan lahan permukiman tetap menjadi tantangan besar.

BACA JUGA: Aktivitas Tambang Ilegal Kembali Terjadi di Kawasan Hutan Pendidikan Unmul Saat Libur Lebaran

BACA JUGA: Puncak Arus Balik di Bandara Kalimarau Berau Diprediksi Meningkat Pada 7 April

Samarinda perlu mengantisipasi potensi masalah, seperti keterbatasan lahan permukiman, pengurangan ruang terbuka hijau, dan peralihan lahan resapan air menjadi permukiman. Jika masalah ini tidak segera ditangani, banjir akan menjadi ancaman nyata bagi kota,” tegasnya.

Oleh karena itu, Arifin menyarankan agar Pemerintah Kota Samarinda memanfaatkan peluang yang ada untuk menata kota dengan arif dan bijak.

Arifin mengutip contoh kasus di Balikpapan. Pelajaran dari pengalaman kota itu, yang diprediksi akan mengalami perluasan permukiman ke wilayah Balikpapan Utara yang terhubung dengan Samboja. 

Jika prediksi ini terwujud, Samarinda sebagai kota tetangga akan merasakan dampaknya, mengingat kedekatannya dan keterkaitan ekonomi antar kedua kota tersebut.

BACA JUGA: Siaga 24 Jam, Dinkes Kaltim All Out Amankan Kesehatan Pemudik di Jalur Arus Balik

BACA JUGA: Indonesia di Tengah Tekanan Tarif Dagang AS dan Rivalitas dengan China

“Ini adalah kesempatan bagi Samarinda untuk mempersiapkan diri lebih awal. Pemerintah kota perlu belajar dari pengalaman kota lain seperti Balikpapan, yang menghadapi dampak serupa. Langkah tegas perlu diambil untuk mengelola urbanisasi ini. Pendatang baru yang tidak memiliki keterampilan atau tujuan yang jelas sebaiknya dipulangkan ke daerah asal mereka,” pungkas Arifin.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: