Gadis 23 Tahun di Bontang Gantung Diri, Ditemukan Obat Depresi di Sekitar Korban
Ilustrasi jenazah.-istockphoto-
BONTANG, NOMORSATUKALTIM - Warga di Jalan Gotong Royong, Kecamatan Bontang Barat, dihebohkan dengan penemuan mayat perempuan.
Mayat berinisial EPP itu meninggal dalam kondisi terikat kain sprei di lehernya. Ibu korban berinisial LAS yang menemukan pertama kali EPP dalam kondisi tak bernyawa.
LAS menemukan putrinya yang berusia 23 tahun ini bergantung di kusen pintu sekitar pukul 14.30 Wita, Jumat 25 Juli 2025 kemarin. Melihat kondisi tersebut, LAS langsung nangis sejadi-jadinya.
Kepala Polsek Bontang Barat, Iptu Hadi Ismoyo menceritakan, LAS pertama kali menemukan putrinya saat baru bangun tidur. Ketika itu, adik korban menelepon untuk meminta tolong LAS angkat jemuran karena di luar cuaca sedang mendung.
BACA JUGA: Ibu Muda di Kota Bangun Ditemukan Tewas Gantung Diri di Rumah Kos
BACA JUGA: 5 Ribu Warga Bontang Butuh Pekerjaan
Ibu berusia 44 tahun itu lantas keluar kamar menuju dapur. Setelah sampai di dapur, LAS terkejut melihat anak perempuannya sudah tergantung kaku dengan kondisi sprei korban melilit di lehernya.
LAS langsung memanggil beberapa orang untuk membantu menurunkan EPP dari posisi tersebut dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang. Sayang, nyawanya tidak tertolong lagi.
Padahal, sebelum kejadian tersebut, LAS menceritakan dirinya sempat pergi bersama korban ke tempat pijat sekitar pukul 11.00 Wita. Setelah itu, sekitar pukul 13.00 Wita, korban diketahui sempat ke UGD di RSUD Taman Husada Bontang.
“Korban juga pernah mengeluh kepada ibunya, jika dia (korban) merasakan sakit di bagian kepala, leher, badan dan kaki. Motif bunuh dirinya kami masih melakukan penyelidikan,” katanya, Sabtu 26 Juli 2025.
BACA JUGA: Diduga Depresi, Pasien RSUD AWS Samarinda Nekat Gantung Diri
BACA JUGA: Masyarakat Bontang Malas Bayar Pajak Kendaraan Bermotor
Dugaan sementara, EPP nekat mengakhiri hidupnya karena depresi. Pun beberapa kali korban bicara ke keluarganya bahwa dirinya ingin mengakhiri hidupnya.
Saat kejadian, polisi menemukan tiga jenis obat, yakni amarox, risperidone dan quetiapine. Obat itu diduga dikonsumsi oleh EPP sebelum mengakhiri hidupnya. Juga diketahui obat itu merupakan obat psikotropika.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
