AirAsia Buka Rute Berau Oktober Mendatang, DPRD Dorong Optimalisasi Bandara Kalimarau
AirAsia Buka Rute Berau Oktober Mendatang DPRD Dorong Optimalisasi Bandara Kalimarau-Istimewa-
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Kabar baik datang dari sektor transportasi udara di Bumi Batiwakkal.
Maskapai AirAsia direncanakan mulai mengudara di langit Berau pada bulan Oktober mendatang.
Kepastian rencana ini menjadi angin segar bagi peningkatan konektivitas wilayah utara Kalimantan Timur, sekaligus menjawab harapan masyarakat akan ketersediaan maskapai dengan tarif yang lebih terjangkau.
DPRD Kabupaten Berau pun memberi atensi khusus terhadap rencana tersebut, dengan mendorong agar seluruh potensi bandara kebanggan di Bumi Batiwakkal itu dapat dioptimalkan secara maksimal.
BACA JUGA : 1.277 Orangutan Hidup di TNK Kutim, BTNK Gencarkan Monitoring Tahunan
Anggota Komisi III DPRD Berau, Sa'ga menjelaskan bahwa inisiasi kehadiran AirAsia di Bandara Kalimarau telah terjalin sejak masa kepemimpinan kepala bandara sebelumnya.
Dalam rapat dengar pendapat kala itu, kepala bandara menyampaikan bahwa pendekatan terhadap maskapai telah dilakukan dan menunjukkan respons positif.
“Kami mendapatkan informasi langsung dari Kepala Otoritas Bandara Wilayah VII Balikpapan, jika tidak ada halangan, AirAsia menargetkan masuk Bandara Kalimarau pada Oktober,” ujarnya.
Meski inisiasi awal telah ditempuh oleh pihak otoritas bandara, Saga menilai kehadiran AirAsia di Berau tak bisa hanya bergantung pada inisiatif teknis semata.
BACA JUGA : Genjot Penyelesaian Legalitas Lahan Eks Transmigrasi, Disnakertras Akui Masih Temui Banyak Hambatan
Ia menekankan perlunya intervensi yang lebih kuat dari pemangku kepentingan daerah sebagai bentuk keseriusan dalam membangun konektivitas udara dan memperkuat daya tawar Berau di mata maskapai.
Tak hanya soal konektivitas, Sa'ga turut menyoroti dinamika persaingan antar maskapai yang kerap menimbulkan kekhawatiran.
Saga menilai adanya indikasi praktik “perang harga sesaat” yang dilakukan maskapai lama untuk menekan kehadiran pesaing baru seperti yang terjadi saat Sriwijaya Air membuka rute ke Berau.
“Waktu Sriwijaya masuk, maskapai lain langsung turunkan harga. Tapi itu cuma sementara. Sriwijaya akhirnya kesulitan mengisi kursi karena pasarnya terbagi, hanya 50 persen terisi. Operasional tetap tinggi, dan akhirnya tidak bisa bertahan lama,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
