Bankaltimtara

Balikpapan Zona Merah HIV, Pemeriksaan Dini dan Edukasi Keluarga Jadi Fokus Pencegahan

Balikpapan Zona Merah HIV, Pemeriksaan Dini dan Edukasi Keluarga Jadi Fokus Pencegahan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati-Salsabila-nomorsatukaltim.disway.id

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Kota Balikpapan ditetapkan sebagai salah satu wilayah dengan jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi di Kalimantan Timur.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, sejak Januari hingga Juli 2025 tercatat 628 kasus baru HIV di provinsi ini. Samarinda menempati posisi pertama dengan 209 kasus, disusul Balikpapan sebanyak 167 kasus, yang menempatkan kota ini di peringkat kedua tertinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati, menyebut kondisi ini sudah masuk kategori zona merah. Menurutnya, HIV/AIDS tidak hanya persoalan medis, tetapi juga terkait perilaku masyarakat yang berisiko memperluas penyebaran.

"Penanganan di hilir terus kami lakukan untuk pasien yang sudah terindikasi. Namun, penguatan pencegahan di hulu menjadi hal utama agar rantai penularan bisa diputus," katanya, pada Jumat (5/9/2025).

BACA JUGA: 74 Kasus Pengidap HIV/AIDS Terjadi di Kutim, DPPKB Waspadai Penyebaran kepada Anak

Dinkes Balikpapan memperluas upaya penanggulangan dengan menggandeng berbagai instansi. Antara lain yaitu Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Dinas Sosial, hingga kelompok relawan masyarakat ikut dilibatkan dalam program edukasi dan pencegahan.

Pendekatan lintas sektor pun dinilai penting karena kelompok berisiko tinggi, seperti Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan pengguna narkoba suntik, sulit dijangkau hanya melalui layanan kesehatan formal.

"Penyakit ini tidak memiliki gejala khas pada tahap awal. Satu-satunya cara untuk memastikan adalah melalui pemeriksaan laboratorium," terang Alwiati.

Untuk mengantisipasi penularan lebih luas, pemerintah kota memperkuat layanan kesehatan. Langkah yang dilakukan meliputi pelatihan tenaga medis, penyediaan fasilitas pemeriksaan, dan distribusi Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).

BACA JUGA: Perda HIV/AIDS Jadi Pedoman Baru dalam Menanggulangi Penyebaran Penyakit Menular Seksual

Ia mengungkapkan bahwa kelompok ibu hamil menjadi sasaran pemeriksaan khusus, guna mencegah penularan dari pasangan maupun ke bayi yang sedang dikandung. Program ini diharapkan dapat menekan angka kasus baru melalui deteksi lebih dini.

Selain memperkuat fasilitas kesehatan, Dinkes juga mendorong keterlibatan masyarakat. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (PPATBM) turut digerakkan untuk memberikan edukasi langsung hingga ke tingkat keluarga dan lingkungan.

Upaya tersebut, ujarnya, ditujukan untuk meningkatkan kesadaran kolektif. Sehingga pencegahan tidak hanya bergantung pada fasilitas medis.

Dinkes Balikpapan juga mengingatkan masyarakat agar segera melapor bila menemukan indikasi warga dengan gejala yang mengarah pada HIV/AIDS.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: