JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengeluarkan hasil evaluasi terkait 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
SMRC menyoroti adanya tren otokratisasi atau kemunduran demokrasi selama Jokowi berkuasa di Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam laporan terbarunya yang disampaikan oleh Prof. Saiful Mujani pada Selasa (15/10/2024).
Evaluasi ini mengungkap bahwa Indonesia mengalami kemunduran dalam demokrasi, khususnya pada 5 tahun terakhir.
BACA JUGA: Tantangan Menjadi Kelas Menengah di Indonesia
BACA JUGA: Kuasa Hukum Rita Keberatan dengan Lelang KPK
Dalam diskusi di kanal YouTube SMRC TV, Prof. Saiful memaparkan bahwa otokratisasi atau proses perubahan menuju otoritarianisme di Indonesia terlihat dari penurunan indeks demokrasi elektoral dan kebebasan sipil.
Berdasarkan penilaian ahli dari lembaga V-Dem, indeks demokrasi Indonesia merosot dari 0,67 pada tahun 2014 menjadi 0,54 pada 2023.
Indikator kebebasan liberal juga menurun dari 0,52 pada tahun 2014 menjadi 0,36 pada tahun 2024.
"Kesimpulannya, sedang terjadi kemerosotan demokrasi selama pemerintahan Joko Widodo. V-Dem menyebutnya sebagai proses otokratisasi," ungkap Saiful dalam presentasinya.
BACA JUGA: Pelaku Galian C Ilegal di Eks Hotel Tirta Balikpapan Resmi Jadi Tersangka
BACA JUGA: Kejari Balikpapan Bantah Keluarkan SP3, Pastikan Proses Hukum PT KKT Berlanjut
Penurunan demokrasi juga tercermin dari survei persepsi publik yang menunjukkan peningkatan ketakutan masyarakat untuk berbicara politik, menjalankan agama, dan berpartisipasi dalam organisasi.
Survei SMRC mencatat, pada 2014 hanya 22 persen masyarakat yang merasa takut berbicara soal politik.
Namun angka tersebut melonjak menjadi 51 persen pada tahun 2024.