JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Perum Bulog mengumumkan rencana untuk mengimpor beras sebanyak 1,2 juta ton sebelum Desember 2024.
Kebijakan impor beras diambil, guna menutupi penurunan produksi beras nasional dan menjaga stabilitas stok serta harga beras di dalam negeri.
Langkah ini merupakan respons atas penurunan produksi beras yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam diskusi media yang berlangsung di Jakarta pada Jumat (29/8/2024), Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyatakan bahwa impor beras tersebut merupakan bagian dari kuota total impor 3,6 juta ton yang telah disetujui oleh pemerintah untuk tahun ini.
BACA JUGA: Menangkap Peluang dari IKN, Disnaker Samarinda Geber Pelatihan Kerja di Sekolah
Dilansir dari Antara, hingga Juli 2024, Bulog telah mengimpor sebanyak 2,4 juta ton, sehingga masih tersisa 1,2 juta ton yang harus direalisasikan sebelum akhir tahun.
"Saat ini kami tengah menyelesaikan kontrak impor beras sekitar 300.000 ton. Sisanya, sebanyak 900.000 ton, diharapkan bisa masuk sebelum Desember," ujar Bayu.
Beras impor ini akan digunakan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) dan juga untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dijual dengan harga Rp12.500 per kilogram.
Bayu menambahkan bahwa meskipun impor beras ini diperlukan, ketersediaan beras saat ini masih berada pada tingkat yang aman.
BACA JUGA: Songsong IKN, Pj Bupati PPU Khawatirkan SDM Daerah
BACA JUGA: Menantang Petahana, Rudy-Seno Resmi Mendaftar ke KPU Pada Hari Terakhir
Bulog memiliki stok beras sekitar 1,5 juta ton, termasuk dari serapan pengadaan beras dalam negeri yang telah mencapai 900.000 ton.
"Kami melihat ada prospek untuk melakukan pengadaan beras dalam negeri dalam satu sampai dua bulan ke depan, terutama pada September nanti," katanya.
Berdasarkan data dari BPS, produksi beras nasional pada 2023 mengalami penurunan sebesar 1,39 persen, dari 31,54 juta ton pada 2022 menjadi 31,10 juta ton pada 2023.