Darurat Kesehatan Dunia, Mpox Mewabah! Kemenkes Perketat Pintu Masuk RI

Senin 19-08-2024,10:05 WIB
Reporter : Hariadi
Editor : Hariadi

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Dunia kembali dihadapkan pada situasi darurat kesehatan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat global terkait wabah Mpox atau yang lebih dikenal dengan cacar monyet. 

Pengumuman ini disampaikan pada 14 Agustus 2024, menyusul lonjakan signifikan kasus Mpox di berbagai negara, khususnya di Afrika. 

Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) menjadi negara dengan kasus tertinggi, mencatat 2.999 kasus pada tahun ini. 

Wabah ini sebagian besar disebabkan oleh Mpox clade 1b, yang memiliki tingkat fatalitas lebih tinggi dibandingkan dengan clade 2b dan ditularkan melalui kontak langsung, termasuk kontak seksual.

BACA JUGA: PDIP-Demokrat Percaya Diri Dukung Isran, Nanda: Pak Isran, Tenang Kami di Sini

BACA JUGA: Andi Harun-Syaparudin Dinyatakan Memenuhi Syarat Maju Jalur Perseorangan oleh KPU Samarinda

WHO telah mengimbau semua negara untuk meningkatkan kewaspadaan, meskipun belum merekomendasikan pembatasan perjalanan internasional atau vaksinasi massal. 

Namun, dengan masa inkubasi virus yang bisa mencapai 34 hari, banyak negara mulai memperketat langkah-langkah pengawasan di pintu masuk internasional mereka.

Perketat Pintu Masuk Indonesia

Merespons status darurat global ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia segera memperketat skema pemeriksaan kesehatan di pintu masuk negara untuk mencegah masuknya virus Mpox ke Indonesia. 

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, mengungkapkan bahwa pengetatan ini mencakup pembuatan kuesioner kesehatan yang harus diisi oleh Warga Negara Asing (WNA), termasuk tamu undangan negara.

BACA JUGA: Aktivis Diduga Ditahan Ketika Rayakan HUT ke-79 RI di Pulau Balang, Kabid Humas Polda Kaltim: Makan-makan Saja

BACA JUGA: 40 Persen Paket Pekerjaan di Paser Terancam Molor

Kuesioner tersebut dirancang untuk mengumpulkan informasi rinci tentang riwayat penyakit, aktivitas kontak, dan tujuan perjalanan terakhir WNA yang berkunjung ke Indonesia. 

"Dengan data ini, pemerintah bisa lebih siap jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan," ujar Yudhi Pramono dalam konferensi pers, dilansir dari Antara, Senin (19/8/2024). 

Kategori :