Stadion Palaran Diproyeksikan Jadi Destinasi Sport Tourism Unggulan
Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga Dispora Kaltim, Junaidi. -(Topan Setiawan/Disway Kaltim)-

1 Banner Dispora Kaltim 2025-(Foto/ Istimewa)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menaruh perhatian serius pada pengembangan Stadion Palaran.
Proyeksinya ambisius. Bukan sekadar arena olahraga, melainkan sebuah destinasi wisata berbasis olahraga atau sport tourism yang ikonik di Bumi Etam.
Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga Dispora Kaltim, Junaidi, menjelaskan bahwa keterbatasan lahan di kawasan Gelora Kadrie Oening menjadi salah satu pendorong utama pemerintah melirik Palaran sebagai lokasi pengembangan jangka panjang.
Dengan luas mencapai 82 hektare, kawasan ini dinilai sangat potensial untuk menampung berbagai kebutuhan olahraga sekaligus kegiatan masyarakat luas.
“Palaran jauh lebih luas dibandingkan Kadrie Oening yang hanya sekitar 60 hektare. Kalau penataannya tepat, kawasan ini bisa menampung banyak cabang olahraga sekaligus, bahkan digabung dalam satu gedung beladiri atau gedung olahraga beregu,” ungkap Junaidi, Senin (4/8/2025).
Konsep pengembangan Palaran tak hanya menitikberatkan pada aspek olahraga semata, tetapi juga dirancang untuk menghadirkan pengalaman wisata yang menyeluruh. Program unggulan bertajuk Laga Diksata akronim dari Layanan, Pendidikan, Olahraga, dan Wisata – disiapkan sebagai daya tarik baru.
Melalui konsep ini, masyarakat diharapkan datang bukan hanya untuk berolahraga, tetapi juga menikmati suasana rekreasi yang terintegrasi dengan aktivitas kebugaran dan edukasi.
“Harapan kami, datang ke Palaran itu rasanya seperti berwisata. Unsurnya olahraga, tapi kemasannya rekreasi, sehingga meskipun jauh tetap menarik untuk dikunjungi,” ujarnya.
Junaidi juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang rela bepergian jauh untuk berwisata, namun belum sepenuhnya melirik potensi lokal. Ia pun mendorong agar masyarakat mulai menjadikan Palaran sebagai alternatif tujuan rekreasi sekaligus olahraga.
“Kalau orang bisa ke Pantai Pandita Lopi atau Coconut Beach di Samboja, kenapa tidak ke Palaran? Justru di sini bisa sekaligus berolahraga dan berwisata,” tegasnya.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur olahraga harus mengedepankan efisiensi dan keberlanjutan. Menurutnya, pemerintah tidak bisa hanya fokus membangun tanpa memperhitungkan biaya pemeliharaan jangka panjang.
“Sudah tidak zamannya lagi ‘biar tekor asal tersohor’. Kita harus berpikir bagaimana aset ini bisa berfungsi lama tanpa membebani keuangan daerah,” tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
