Ribun Warga Kukar Terlibat Perkebunan Sawit, Disbun: Petani Swadaya Kian Menonjol
Petani sawit swadaya di Kutai Kartanegara kini kian berperan dalam perkembangan ekonomi daerah. Mereka mulai berkebun sawit secara mandiri.-ist--

Banner Diskominfo Kukar 2025 Rev--
KUKAR, NOMORSATUKALTIM– Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong pemberdayaan petani kelapa sawit rakyat melalui penguatan kelembagaan dan pelatihan. Pemkab Kukar berharap agar petani mampu mandiri dan bersaing di tengah dominasi perkebunan besar.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya menciptakan sektor perkebunan rakyat yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sekretaris Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Muhammad Taufik Rahmani, menyatakan bahwa peran petani sawit swadaya kini semakin menonjol dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Banyak petani memulai budidaya sawit secara mandiri, tanpa harus menunggu bantuan. Ini menunjukkan semangat yang luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan petani tidak hanya ditentukan oleh luas lahan yang dimiliki, tetapi juga oleh kemampuan mereka dalam mengelola perkebunan secara efisien dan terorganisir.
Disbun Kukar pun mengambil peran aktif dalam membentuk dan membina kelompok tani sawit agar pengelolaan bisa dilakukan bersama secara terstruktur.
“Melalui kelompok tani, pembinaan bisa lebih terarah. Petani juga punya wadah untuk belajar, bertukar pengalaman, dan mengakses bantuan,” jelas Taufik.
Ia menambahkan bahwa saat ini sudah banyak kelompok tani sawit terbentuk di sejumlah kecamatan, terutama di Kembang Janggut dan Muara Badak, yang menjadi sentra perkebunan sawit rakyat di Kukar.
Data terbaru mencatat sekitar 7.197 hektare lahan sawit rakyat di Kembang Janggut digarap oleh 2.107 kepala keluarga, sedangkan Muara Badak memiliki 5.022 hektare dengan 2.905 kepala keluarga yang terlibat langsung.
“Ini bukti bahwa masyarakat terlibat langsung dalam pengelolaan lahan produktif yang menopang ekonomi keluarga,” kata Taufik.
Selain membina kelompok, Disbun Kukar juga rutin memberikan pelatihan teknis tentang budidaya sawit, manajemen kebun hingga pengolahan hasil agar petani mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.
Disbun turut menyalurkan bibit sawit unggul kepada petani agar produktivitas lahan meningkat secara signifikan dalam jangka waktu yang lebih singkat.
“Kami tidak ingin petani hanya sekadar menanam, tetapi juga paham cara mengelola kebunnya agar hasilnya optimal dan berkelanjutan,” ungkap Taufik menjelaskan peran pembinaan.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan sektor sawit tidak bisa bergantung pada perkebunan besar semata, namun justru harus dimulai dari penguatan fondasi di tingkat akar rumput.
Di sisi lain, Disbun memastikan agar kegiatan perkebunan rakyat tetap mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan, karena keberlanjutan menjadi kunci penting dalam pembangunan sektor ini.
“Pengembangan sawit harus tetap memperhatikan daya dukung lingkungan. Jangan sampai pertumbuhan ekonomi mengorbankan alam,” tegasnya.
Taufik optimistis, dengan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha, Kukar mampu menjadikan kelapa sawit sebagai sektor unggulan yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga sehat secara sosial dan ekologis.
Dengan strategi yang terarah, petani sawit rakyat di Kukar diharapkan tidak hanya menjadi pelaku ekonomi pasif, tetapi juga menjadi motor penggerak utama pertumbuhan daerah. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
