Bankaltimtara

Pesta Sua Doyo 2025 Resmi Dibuka di Tanjung Isuy, Fokus Selamatkan Tenun dan Alat Musik yang Hampir Punah

Pesta Sua Doyo 2025 Resmi Dibuka di Tanjung Isuy, Fokus Selamatkan Tenun dan Alat Musik yang Hampir Punah

Penari muda Dayak Benuaq tampil memeriahkan Pesta Sua Doyo 2025, Senin (24/11/2025).-Eventius/Nomorsatukaltim-

KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM– Suasana Lapangan Bola Temenggung Marta, Kampung Tanjung Isuy, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, berubah meriah saat Pesta Sua Doyo 2025 resmi dibuka, Senin, 24 November 2025.

Ratusan warga memadati area lapangan untuk menyambut perayaan budaya yang digelar selama tiga hari, 24–26 November2025.

Acara ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Dayak Benuaq, khususnya para penggiat tenun doyo yang menjadikan warisan leluhur itu sebagai identitas budaya.

Ketua Penyelenggara Pesta Sua Doyo 2025, Erik Extrada mengatakan, bahwa gelaran tahun ini memiliki makna tersendiri karena merupakan kelanjutan dari perjuangan panjang yang dimulai sejak beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: Tanjung Isuy Siapkan Pesta Sua Doyo 2025, Ulap Doyo Jadi Bintang Utama

“Bagi kami, ini bukan sekadar acara tahunan. Ini buah dari proses panjang sejak Festival Tanjung Isuy 2018 sampai akhirnya Tanjung Isuy terpilih sebagai satu dari 10 kampung budaya yang mendapat aktivasi dari Kementerian Kebudayaan,” ujarnya kepada NOMORSATUKALTIM.

Menurut Erik, penetapan Tanjung Isuy sebagai Desa Budaya bukanlah proses instan. Komunitas lokal sejak lama berjuang mengembangkan kegiatan seni, menata organisasi kebudayaan, hingga mendirikan kelompok pelestari budaya seperti Perkumpulan Tongau Puaringa (PDTKB).

Organisasi ini menaungi berbagai kegiatan seni, mulai dari sanggar tari, dokumentasi budaya, hingga regenerasi pelaku seni lokal.

“Kami bangun semuanya dari nol. Dulu kami memulai dengan komunitas Tia Ega. Lalu berkembang menjadi PDTKB. Semua dilakukan oleh anak-anak kampung agar budaya kami tetap hidup. Dan tahun ini, akhirnya pemerintah pusat mengakui perjuangan itu,” kata Erik.

BACA JUGA: Festival Gemeoh 2025 Usai, Wakil Bupati Minta Semangat Budaya Tetap Menyala

Salah satu fokus utama Pesta Sua Doyo adalah memperkuat pelestarian tenun doyo, warisan budaya Dayak Benuaq yang dibuat dari serat daun doyo.

Erik menegaskan, bahwa pengangkatan doyo sebagai ikon utama bukan hanya karena keindahan motifnya, tetapi juga karena bahan baku itu kini semakin sulit ditemukan.

“Doyo itu tidak mudah tumbuh. Kalau ditanam pun tidak selalu berhasil. Itu sebabnya kami merasa penting untuk mengangkat doyo, supaya ada program nyata untuk budidayanya. Karena tanpa bahan, tenun itu tidak bisa dilanjutkan,” ucapnya.

Ia juga menyoroti kondisi pengrajin tenun doyo yang memiliki tingkat keahlian berbeda-beda. Ada yang hanya mampu menenun, sementara sebagian kecil memiliki kemampuan membuat motif.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: