Warning, Populasi Pesut Mahakam Terus Menyusut, RASI Sebut 4 Hal Ini Jadi Pemicu Utama
Pesut Mahakam-istimewa-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Populasi pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik Kalimantan Timur, kian mengkhawatirkan.
Data Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) terus terjadi tren penurunan sejak pertama kali dipantau pada 2004.
Direktur Yayasan RASI, Danielle Krab, menjelaskan, pemantauan dilakukan melalui metode foto identifikasi sirip.
Dari dokumentasi itu, setiap pesut dikenali melalui bentuk dan luka unik pada sirip punggungnya.
BACA JUGA:Mendikdasmen: Sekolah Terpadu di Samarinda Bisa Jadi Rujukan Sekolah Unggul Non-Asrama
Dengan cara ini, para peneliti dapat melacak individu yang sama dari tahun ke tahun.
"Dulu masih ada lebih banyak pesut yang kami temui di perairan Mahakam. Sekarang jumlahnya tinggal puluhan ekor saja. Padahal di tahun-tahun awal penelitian, frekuensi kemunculannya jauh lebih tinggi," ungkap Danielle saat ditemui di Samarinda, Rabu 1 September 2025.
Penyusutan jumlah itu terjadi sejak 2014. Semula jumlahnya sekitar 80 ekor, namun turun sekitar 20 ekor pada 2025 hingga menjadi 60 ekor saja.
Selain jumlah yang menyusut, pesut Mahakam juga menghadapi kendala reproduksi.
BACA JUGA:Program Jargas Kembali Sambangi Samarinda dan Bontang, Jahidin Ingatkan Potensi Kecemburuan Sosial
Seekor induk hanya bisa melahirkan satu anak dalam periode tiga tahun.
Tingkat kelangsungan hidup anak pesut pun rendah. Banyak yang mati muda karena faktor lingkungan, termasuk terjerat jaring nelayan.
"Pesut bukan seperti ikan yang bisa bertelur ratusan. Mereka mamalia, butuh waktu lama untuk dewasa, dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Begitu populasinya kecil, resiko kepunahan makin besar," jelas Danielle.

Peneliti senior Yayasan RASI, Danielle Krab.-Mayang/Disway Kaltim-
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
