Andi Harun Pastikan Terowongan Samarinda Aman, Proses Penataan Permanen Inlet-Outlet Berjalan Tahun Ini
Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyatakan terowongan Samarinda aman setelah longsor.-Disway/ Mayang-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Longsoran tanah di lereng Inlet terowongan Selili yang menjadi penghubung antara Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap, terjadi pada Selasa (13/5/2025) pukul 09.17 Wita.
Sontak hal itu pun menghebohkan warga Samarinda yang merekam detik-detik longsoran melalui video amatir. Bagian dinding sisi luar terowongan dilaporkan ambruk, memunculkan berbagai spekulasi di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan, bahwa struktur utama terowongan tetap dalam kondisi aman. Andi menyebut longsor hanya terjadi pada bagian luar yang masih bersifat sementara dan belum dibangun secara permanen.
"Terowongan itu secara struktur aman. Kalau yang di luar itu memang baru penahan sementara. Baru tahun ini, kalau nggak salah, sudah dalam proses lelang. Jadi penahan dinding itu memang belum permanen," kata Andi Harun, Rabu (14/5/2025).
Dijelaskan Andi, pekerjaan penguatan dinding inlet dan outlet baru masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
Dia memastikan bahwa badan utama terowongan telah selesai dikerjakan dan tidak mengalami kerusakan akibat longsor.
"Pada pekerjaan terdahulu kan kita fokus pada terowongannya. Dan terowongannya aman, tidak ada retak, tidak ada apa-apa. Yang akan dilakukan penguatan itu adalah inlet dan outlet-nya. Itu baru masuk tahun ini dan bisa dicek di LPSE," jelasnya.
Kendati demikian, Andi juga menyoroti maraknya pemberitaan di media sosial yang dianggap menyesatkan dan tidak melalui proses konfirmasi atau pengecekan yang benar.
BACA JUGA: Sudah Selesai 85 Persen, Terowongan Samarinda Ditargetkan Rampung pada April 2025
"Kalau pendapat netizen atau pelaku medsos, sebagian orang ya, itu yang tidak melakukan cross-check betul kebenarannya. Tapi banyak juga penggiat medsos yang hati-hati dalam menyampaikan berita. Tapi memang jika punya niat membenci, ya, apapun itu baik sekalipun pasti tetap dibilang jelek," terangnya.
Ia juga menyebut, bahwa ada pihak-pihak yang sengaja memotong informasi dan menarasikan secara negatif. Seperti yang sempat terjadi dalam kasus Citraniaga beberapa waktu lalu.
"Jadi kita ngurusi orang yang sifat membencinya. Dia potong, dia narasikan jelek. Padahal situasinya tidak seperti itu," paparnya.
Ia menyayangkan bahwa banyaknya masyarakat yang dengan mudahnya bisa termakan isu-isu negatif tersebut. Dirinya tidak masalah jika dibeberkan negatif asal tidak menjelekkan tentang proses pembangunan yang tengah berlangsung.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
