Dukung Rektor Asing, Tapi Marzuki Alie Minta Berikan Dulu Reward Rektor Lokal
Marzuki Alie tanggapi soal rencana rektor asing masuk ke Indonesia. (Foto: Deri) Jakarta, DiswayKaltim.com - Wacana mendatangkan rektor asing untuk menjabat di perguruan tinggi negeri (PTN) menuai polemik. Ketua Pembina Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia Marzuki Alie mengatakan, adanya isu mau mendatangkan rektor asing merupakan tantangan buat kita. “Saya sih tidak keberatan, kita mendatangkan rektor asing. Tapi pernahkah kita mencoba memberikan reward dengan menyampaikan tantangan. Misalnya kalau rektor asing datang diberikan reward 10 kali lipat remunerasinya dari rektor Indonesia,” ujar Marzuki Ali di Kedubes Malaysia, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2019). Kalau itu diberikan ke orang Indonesia, nilai Marzuki Ali, dengan target misalnya, siapa yang bisa membawa PTN ini masuk 100 besar dunia, diberikan gaji. “Ini diuji, diberikan dulu kesempatan ke orang Indonesia. Dengan gaji yang cukup bagus,” jelas Marzuki, mantan Ketua DPR Contohnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian. “Sama saja kita lihat KPK, gajinya besar remunerasinya besar, anggarannya besar. Mau dibanding dengan polisi yang anggaran dan gajinya kecil. Inikan (wacana rektor asing) sama,” jelasnya. Menurutnya saat ini bagaimana kita mampu memberikan penghargaan yang lebih kepada orang Indonesia. Dan itu sebenarnya mampu dilakukan. “Namun kita tidak memberikan penghargaan yang baik kepada orang-orang kita sendiri,” pungkasnya. Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku “dibully” selama beberapa pekan terakhir ini menyusul rencana pemerintah yang akan mendatangkan rektor asing. “Saya hanya berpikir bagaimana perguruan tinggi di Indonesia bisa masuk kelas dunia, itu saja,” kata Nasir saat menghadiri pengambilan sumpah dokter baru Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (1/8/2019). Menurut dia, jika ingin perguruan tinggi maju maka kita harus berkolaborasi. “Tanpa kerja sama dengan PT yang sudah kelas dunia tidak mungkin,” tambahnya. Ia menjelaskan, wacana untuk menggunakan jasa rektor dari luar negeri sudah ada sejak 2016. Ia mengakui penolakan atas wacana pada saat itu sangat luar biasa. Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya perubahan perguruan tinggi di Indonesia. “PT di seluruh dunia ini berkolaborasi sudah biasa. Rektor asing sudah biasa,” katanya. Ia menyebut sejumlah negara seperti Singapura, Hongkong, serta Norwegia sudah melakukan hal tersebut. “Beri kesempatan rektor asing, jangan ditutup,” pungkasnya. (dai/ant/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: