Tangis Haru Sambut Kedatangan 178 Jamaah Haji Kutim, 1 Orang Wafat di Tanah Suci
Kedatangan jamaah haji asal Kutai Timur di Masjid Al-Faruq, kawasan Bukit Pelangi, Sangatta Utara, Minggu (22/6/2025)..-Sakiya Yusri/Nomorsatukaltim-
KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Tangis dan pelukan hangat keluarga menyambut kepulangan para jamaah haji dari Tanah Suci Mekkah.
Dari total 179 orang jamaah Kloter 4 Embarkasi Balikpapan, satu orang atas nama Dendy Wahyu Prihadi wafat di tanah suci, sehingga yang kembali berjumlah 178 orang.
Suasana haru menyelimuti penyambutan jamaah haji asal Kutai Timur di Masjid Al-Faruq, kawasan Bukit Pelangi, Sangatta Utara.
Kedatangan mereka disambut dengan penuh kehangatan oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, serta para keluarga dan kerabat yang telah menanti.
BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Penjemput Jamaah Haji, Bandara Kalimarau Gratiskan Parkiran
“Saya atas nama Pemerintah Kutim menyampaikan ucapan selamat kepada jamaah haji, alhamdulillah kita terima dengan baik dan mereka semua dalam keadaan sehat,” kata Ardiansyah, Minggu 22 Juni 2025.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kutai Timur, Ahmad Barkati menjelaskan, mengenai proses pengurusan asuransi bagi jamaah yang wafat akan dilakukan setelah seluruh proses pemulangan selesai.
Asuransi tersebut nantinya akan diserahkan kepada pihak keluarga. “Untuk jamaah yang meninggal, setelah masa pemulangan jamaah haji lainnya selesai, asuransinya akan kami urus. Nanti akan kami serahkan kepada keluarga,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu jamaah, Rina (55), menyampaikan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan ibadah haji tahun ini, meskipun masih ada beberapa kendala teknis yang dihadapi di lapangan.
BACA JUGA: Perjalanan Berat Jamaah Haji Kaltim, Farida Mengaku Jalan 'Samarinda-Tenggarong' Setiap Hari
“Alhamdulillah, terlaksana dengan lancar. Pelayanan dari petugas haji juga sudah maksimal, walaupun masih ada kekurangan di sana-sini. Tapi itu wajar, Insya Allah bisa jadi bahan perbaikan untuk tahun depan,” ujar Rina.
Tahun ini, pelaksanaan haji disebut berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama dengan penerapan sistem pelayanan berbasis syariah. Meski demikian, ada beberapa kendala yang dialami jamaah di beberapa titik lokasi ibadah.
“Saat di Armina, tepatnya di Muzdalifah, jamaah sempat tersasar dan tertahan karena menunggu bus. Itu memang katanya jadi hal yang umum tiap tahun karena kepadatan di sana. Jamaah juga sempat menumpuk cukup lama di lokasi tersebut,” jelasnya.
Dalam perjalanannya, Rina juga mengabarkan adanya duka. Dari kloter gabungan Kutai Timur dan Berau, tercatat dua orang jamaah wafat selama proses ibadah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
