Manawasewa Madhawasewa, Pesan Perayaan Nyepi 1947 Saka di Samarinda: Menjaga Harmoni dalam Sunyi

Umat Hindu saat membuka dan melepas kegiatan pawai Ogoh-ogoh di Pura Jagat Hita Karana Samarinda. -salsabila/disway-
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Samarinda, I Ketut Witana, menekankan pentingnya ajaran Manawasewa Madhawasewa. Artinya melayani sesama, sama dengan melayani Tuhan.
"Hari ini, di tengah-tengah saudara kita yang menjalani ibadah puasa, kami berbagi takjil dan nasi kotak. Ini bukan sekadar berbagi makanan, tetapi juga berbagi kasih, berbagi keberkahan. Kami ingin menunjukkan bahwa harmoni bukan hanya dengan alam, tetapi juga dengan sesama manusia," ungkapnya.
Menurutnya, kebersamaan ini menunjukkan bahwa kerukunan antarumat beragama di Samarinda semakin erat.
"Kami, umat Hindu, adalah bagian dari masyarakat Samarinda. Kehadiran pemerintah dalam momen sakral ini menunjukkan bahwa keberagaman kita adalah kekuatan, bahwa persaudaraan ini nyata dan hidup dalam keseharian," ujar I Ketut Witana.
Langit Samarinda pun semakin temaram, menandakan hari mulai merangkak menuju malam.
Jalanan yang semula dipadati oleh pawai dan aktivitas keagamaan kini mulai lengang. Namun, bagi umat Hindu, gelap bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah kesadaran baru.
Nyepi bukan hanya tentang menahan diri dari aktivitas duniawi, tetapi juga tentang perjalanan menuju kedalaman batin.
"Dalam sunyi, ada kebijaksanaan yang berbicara. Dalam gelap, ada cahaya yang menuntun menuju kesucian. Di kota ini, sunyi bukan hanya milik umat Hindu, tetapi juga menjadi simbol harmoni yang dirayakan bersama," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: