Beasiswa untuk 14.000 Anak Belum Cukup untuk Dongkrak RLS dan IPM Kukar

Beasiswa untuk 14.000 Anak Belum Cukup untuk Dongkrak RLS dan IPM Kukar

Program beasiswa yang digelontorkan oleh Pemkab Kukar belum berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan IPM dan RLS.-(Ilustrasi/ Istimewa)-

Edi juga menyoroti bahwa banyak beasiswa saat ini lebih berorientasi pada prestasi akademik, sehingga anak-anak yang kurang berprestasi sering kali tidak mendapat perhatian.

“Orientasi penilaian untuk sesuatu kepada prestasi itu justru kurang tepat. Anak-anak yang tidak berprestasi perlu dibiayai untuk bersekolah agar menjadi pintar,” tambahnya.

BACA JUGA: Refleksi Akhir Tahun 2024: Bupati Edi Paparkan Pencapaian Makro Ekonomi Kukar

BACA JUGA: Harga BBM Pertamina di Kaltim Naik per 1 Januari 2025

Bupati Edi mengungkapkan adanya kesalahan persepsi bahwa anak-anak di kawasan perkebunan sawit banyak yang putus sekolah karena tidak ada keinginan dari orang tua mereka untuk menyekolahkan anak. 

Ia menegaskan hal tersebut tidak benar.

“Tidak ada orang tua yang saya jumpai yang tidak ingin anaknya sekolah. Semua ingin, tetapi sering kali keterbatasan ekonomi memaksa anak ikut bekerja,” katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemkab Kukar berencana membangun sekolah berasrama (boarding school) di titik-titik tertentu yang rawan angka putus sekolah.

BACA JUGA: Psikolog Ungkap Cara Menyusun Resolusi Tahun Baru yang Bebas Stres

BACA JUGA: Benarkah Sekolah Akan Libur Sebulan saat Ramadan 2025? Ini Kata Wamenag

“Di samping perkebunan sawit juga harus ada sekolah SD dan SMP di sana. Supervisi terhadap sekolah di daerah ini perlu ditingkatkan,” ujar Edi.

Bupati Kukar juga menekankan pentingnya optimalisasi program beasiswa agar lebih tepat sasaran. 

Ia menginstruksikan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) dan jajaran terkait untuk merumuskan teknis beasiswa yang lebih efisien.

“Saya pernah bertemu keluarga kurang mampu yang anaknya putus sekolah karena mereka tidak paham teknologi untuk mendaftar beasiswa. Sistem ini perlu diperbaiki,” tuturnya.

BACA JUGA: PR Jadi Dalih Anak untuk Main Gadget, Menteri PPPA Usul Tugas Sekolah Kembali ke Manual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: