Pemerintah Berencana Merevisi Catatan Sejarah Indonesia, ini Alasannya

Pemerintah Berencana Merevisi Catatan Sejarah Indonesia, ini Alasannya

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyatakan bahwa pemerintah berencana merevisi catatan sejarah Indonesia.-(Foto/ Antara)-

“Terkadang kita ini kurang percaya diri dalam segi kesejarahan. Padahal sesungguhnya, menurut hasil penelitian peninggalan sejarah, masa prasejarah kita sudah jauh lebih lama dibanding negara-negara lain seperti Mesir atau Eropa,” kata Agus.

Ia juga menambahkan bahwa revisi ini akan mencakup interpretasi ulang terhadap masa kolonial, termasuk lamanya kekuasaan Belanda di Indonesia.

BACA JUGA: KSOP Minta Utamakan Keamanan Penumpang Jelang Nataru

BACA JUGA: Presiden Yoon Suk Yeol Akhirnya Dilengserkan Parleman Korea Selatan

“Tidak semua daerah 350 tahun, tetapi kekuasaan VOC atau Belanda itu berproses. Aceh saja, contohnya, hingga tahun 1930-an belum ditaklukkan sepenuhnya. Ini menunjukkan kita bukan bangsa yang kalah,” lanjutnya.

Penyesuaian Periodisasi Sejarah

Revisi ini juga akan menyasar periodisasi sejarah yang saat ini telah dirangkum dalam 10 jilid hingga masa reformasi. 

MSI berharap pembaruan ini dapat dilanjutkan hingga periode masa kini, termasuk era pemerintahan Presiden Prabowo.

“Kita berharap ada periodisasi yang berkelanjutan sampai zaman sekarang. Bagi MSI, ini adalah momentum penting untuk berkontribusi,” tutur Agus.

BACA JUGA: Pemkot Samarinda Gunakan Kartu Sakti Ini Hindari Kecurangan Jual-Beli Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram

BACA JUGA: Yohanes Avun Akui Kondisi Mahulu di Usia Ke-11 Tahun Alami Perubahan

Revisi catatan sejarah ini juga diharapkan mampu mendorong generasi muda Indonesia untuk lebih memahami dan menghargai warisan sejarah bangsa. 

Temuan baru dan interpretasi yang lebih akurat diyakini akan menjadi alat pendidikan yang penting untuk membangun identitas kebangsaan.

Dalam kesempatan itu, Fadli Zon juga berharap para sineas dapat bekerja sama dengan sejarawan untuk mengangkat sejarah Indonesia ke layar lebar, sehingga lebih mudah dipahami dan diapresiasi oleh masyarakat luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: