Yuk Intip Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD AWS

Ruang Camera Gamma di RSUD AWS Samarinda. -Gatan/disway-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD A Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda menjadi andalan masyarakat Kalimantan Timur dan sekitarnya untuk berobat. Lalu, bagaimana sih fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada pasiennya?
Dari informasi yang dihimpun, pasien memanfaatkan layanan ini setiap tahunnya mencapai ribuan orang. Baik untuk diagnostik, terapi, maupun Lab RIA atau Radioimunoassay.
Dengan prosedur berbasis teknologi radioisotop yang canggih, layanan ini menawarkan harapan besar, terutama bagi pasien kanker tiroid dan penyakit lain yang membutuhkan pendekatan spesifik.
Kepala Unit Hubungan Masyarakat RSUD AWS, dr Arysia Andhina menunjukkan peningkatan signifikan jumlah pasien di Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD AWS. Dari Januari 2018 hingga November 2024, tercatat total 19.344 pasien terlayani. dengan rincian sebagai berikut:
- 2018: 766 pasien (703 diagnostik, 63 terapi).
- 2019: 1.774 pasien (1.580 diagnostik, 194 terapi).
- 2020: 1.665 pasien (1.417 diagnostik, 248 terapi).
- 2021: 1.981 pasien (1.647diagnostik, 334 terapi).
- 2022: 2.444 pasien (1.854 diagnostik, 190 lab RIA, 400 terapi).
- 2023: 5.823 pasien (2.348 diagnostik, 2.942 lab RIA, 533 terapi).
- 2024 (hingga November): 4.891 pasien (2.571 diagnostik, 1.741 lab RIA, 579 terapi).
BACA JUGA:Seperti Ini Bentuk Pelayanan yang Diberikan RSUD AWS untuk Pasien
BACA JUGA:Hanya Ada 8 di Indonesia, RS AWS Samarinda Punya Layanan Kedokteran Nuklir
Sebagai informasi, Lab RIA atau Radioimunoassay adalah teknik pengujian yang digunakan untuk mengukur konsentrasi zat dalam sampel biologis. Seperti hormon, vitamin, dan obat-obatan. RIA merupakan salah satu metode yang paling sensitif dan spesifik untuk melakukan pengukuran tersebut.
Ruang Isolasi Radioaktif salah satu fasilitas kedokteran nuklir di RSUD AWS Samarinda. -Gatan/disway-
“Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kedokteran nuklir di RSUD AWS. Selain itu, meningkatnya kesadaran pasien untuk menjalani pemeriksaan dan terapi yang lebih spesifik menjadi salah satu faktor pendukung,” ujar dr Arysia Andhina belum lama ini.
Menurutnya, layanan diagnostik masih menjadi yang paling banyak diminati, namun jumlah pasien terapi juga terus meningkat seiring dengan pemahaman masyarakat tentang efektivitas prosedur ini.
Prosedur kedokteran nuklir fasilitas kesehatan rujukan di Kaltim ini dimulai dengan pemeriksaan menggunakan gamma kamera, alat diagnostik canggih yang mampu mendeteksi penyakit hingga ke tingkat sel. Hasil pemeriksaan ini menjadi dasar untuk menentukan terapi yang dibutuhkan.
BACA JUGA:Hanya Ada 8 di Indonesia, RS AWS Samarinda Punya Layanan Kedokteran Nuklir
BACA JUGA:Maladministrasi Jadi Fokus Utama Pengawasan Ombudsman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: