Teka-teki Politik Jelang Pilgub Kaltim 2024, Posisi Hadi Mulyadi Terancam?
Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman (Unmul), Saiful Bahtiar.-(Ist./Nomorsatukaltim)-
Kemudian, parpol juga akan mempertimbangkan kepentingan politik jangka panjang. Artinya, jika di Pilkada Kaltim 2024 berhasil menempatkan kadernya di posisi wakil gubernur, maka akan mempermudah jalan di Pilkada berikutnya.
BACA JUGA: Hotel Terapung Bisa Jadi Potensi Bisnis Baru di Sungai Mahakam
“Tentu pertimbangannya akan berlanjut ke Pilkada 2029, itu kalau sudah ada modal di wakil gubernur. Jadi secara logika, ada kepentingan politik jangka panjang oleh parpol pengusung,” ujarnya.
Pun demikian, kata Saiful, parpol harus tetap berhitung. Jika posisi Hadi Mulyadi digantikan oleh figur-figur lain, tentunya akan mempengaruhi elektabilitasnya Isran Noor. Pandangan politik masyarakat juga akan berubah, dan tentu berpotensi memilih pasangan calon lain.
“Kalau di lihat dari political marketing sangat berpengaruh. Apalagi sosok pak Hadi Mulyadi sudah teruji. Dia pernah di DPRD provinsi, DPR RI, dan pernah wakil gubernur. Artinya secara terpisah dia memiliki elektabilitas sendiri sebenarnya,” kata Saiful.
Dosen Unmul ini menilai, pasangan Isran-Hadi selama ini tentu secara kepemimpinan sudah teruji, termasuk dalam hal pelaksanaan pembangunan Kaltim ke depan.
BACA JUGA: Darurat Kebutuhan Internet, Tiga Desa di Paser Mulai Pasang Starlink
Bahkan secara chemistry politik, Isran-Hadi, menurut Saiful, sudah sangat cocok. Karena kecocokan itu juga telah dibangun sejak periode pertama menjabat.
Sehingga hal ini juga akan memperbaharui masyarakat Kaltim untuk kembali memilih pasangan calon petahana tersebut.
“Karena dari perspektif politik, sebagian besar masyarakat melihat kecocokannya juga. Pasangan ini kita saling melengkapi kekurangan dan kelebihan. Kita lihat di Pilkada 2018, chemistry-nya masuk itu,” bebernya.
Lebih lanjut, Saiful mengatakan bahwa, setiap kader partai tentu juga berhak untuk maju dalam Pilkada. Namun yang tidak kalah pentingnya juga harus memperhatikan elektabilitas dan popularitas di masyarakat.
BACA JUGA: Jaga Asa Bangunkan Lahan Tidur, PT Berau Coal Aktif Berikan Pendampingan Petani Cokelat
Sebab karakter pemilih, sebagian besar akan melihat seberapa populer figur tersebut, termasuk track record-nya.
Seperti Rusman Yaqub dan Edy Damansyah, kata dia, kedua figur ini memang sudah teruji, namun cakupannya dianggap masih belum luas.
Secara komparasi politik, masih belum sesuai dan belum maksimal jika dipasangkan dengan Isran Noor. Apalagi kecocokan antar pasangan calon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: