Tren Positif Perekonomian Kabupaten Paser Diungkap Bapedalitbang
Taman di sekitar Pantai Kandilo Kabupaten Paser. Ekonomi membaik.-Achmad Syamsir -nomorsatukaltim.disway.id
PASER, NOMORSATUKALTIM - Kabar gembira datang dari Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Sejumlah indikator makro pembangunan di daerah tersebut menunjukkan tren positif. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapedalitbang) Kabupaten Paser, Rusdian Nor.
Setidaknya terdapat 5 indikator makro yang diklaim Pemkab Paser mengalami peningkatan, yakni, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka kemiskinan, angka pengangguran, laju pertumbuhan ekonomi, dan ketimpangan antarwilayah.
Rudian Nor, mengatakan, beberapa indikator makro sejak 2020 hingga 2023 mengalami peningkatan, meski fluktuatif. "Untuk 2024 karena masih berjalan, jadi akan diketahui akhir tahun ini," katanya, Jumat (5/7/2024).
Dimulai IPM, untuk 2020 dengan capaian 72,04 persen mengalami pertumbuhan 0,81 persen sehingga menjadi 73,74 persen pada 2021. Sementara 2022 dari 73,85 persen kini pada 2023 telah 74,56 persen.
"Secara makro pada IPM dapat kita simpulkan bahwa efektifitas kinerja Pemkab Paser dapat distabilkan dengan menunjukkan daya saing SDM yang ada," sambungnya.
Kemudian, indikator angka kemiskinan, pada 2020 Kabupaten Paser berada pada angka 9,23 persen, mengalami peningkatan 2021 menjadi 9,73 persen. Namun, sejak 2022 tingkat kemiskinan di Kabupaten Paser berikan tren penurunan menjadi 9,43 persen. Sedangkan 2023 mengalami penurunan menjadi 9,11 persen.
"Adanya kenaikan angka kemiskinan pada 2020 ke 201 itu terjadi imbas pandemi Covid 19. Setelah itu, berdasarkan angka kemiskinan yang aada kian turun hingga di 2023 lalu," terangnya.
Indikator angka pengangguran 2020, Kabupaten Paser berada pada 4,20 persen. Mengalami kenaikan pada 2021 mencapai 5,70 persen. Namun pada 2022 angka pengangguran mengalami penurunan hingga 4,88 persen dan pada 2023 kembali turun menjadi 4,72 persen.
Untuk indikator laju pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan mengalami cukup siginifikan. Pasalnya, pada 2020 -2,86 persen. Hal itu disebabkan kontraksi Covid 19 yang melanda sebelum periode kepemimpinan Bupati Paser, Fahmi Fadli.
Barulah sejak 2021, naik menjadi 5,9 persen dan 2022 berada 1,9 persen dan pada 2023 kenaikan terjadi mencapai 1,38 persen, dengan melibatkan sektor pertambangan batu bara.
Jika tidak melibatkan sektor pertambangan batu bara dalam laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Paser, maka kondisi di 2020 berada pada -0,56 persen. Sementara 2021 naik menjadi -1,34 persen dan 2022 hingga 5,19 persen. Pertumbuhan pesat hingga pada 2023 mencapai 6,33 persen.
"Dari data yang ada jika tanpa melibatkan sektor pertambangan batu bara akan lebih tinggi laju pertumbuhan secara signifikan. Karena, pada sektor pertambangan batu bara, Kabupaten Paser tidak memiliki kewenangan," jelas Rusdian.
Indikator ketimpangan antarwilayah di Kabupaten Paser pada 2020 0,290 persen. Sementara 2021 mengalami penurunan menjadi 0,288 persen dan pada 2022 turun lagi menjadi 0,282 persen namun pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 0,292 persen.
"Kenaikan yang terjadi pada 2023 lantaran Pemkab Paser tengah membenahi sejumlah infrastruktur yang ada," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: