Ini 3 Jurus Pemerintah Hadapi Inflasi yang Diungkap oleh Airlangga Hartarto

Ini 3 Jurus Pemerintah Hadapi Inflasi yang Diungkap oleh Airlangga Hartarto

Pedagang sayur di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Berau-(Disway Kaltim)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan beberapa langkah yang diambil pemerintah untuk menjaga inflasi Indonesia agar tetap terkendali.

Airlangga mengatakan langkah-langkah tersebut dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, yang berorientasi pada menjaga keterjangkauan harga dan meningkatkan efektivitas distribusi komunikasi.

“Dalam konteks kebijakan yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, distribusi yang baik, dan komunikasi yang efektif, terutama melalui campuran kebijakan fiskal, moneter, dan langkah-langkah dalam sektor riil, pemerintah bertujuan untuk menjaga stabilitas inflasi,” ujar Menko Airlangga saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2024, Jumat, (14/6/2024).

BACA JUGA : Rupiah Semakin Melemah, Kini Tembus Rp16.412 per Dolar AS

Sebagai informasi, pada bulan Mei 2024, tingkat inflasi Indonesia mencapai 2,84% year-on-year (yoy), sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 tercatat sebesar 5,11% year-on-year (yoy).

Airlangga mengungkapkan, ada tiga jurus jitu yang dilakukan pemerintah untuk menjaga inflasi di Indonesia, yakni stabilisasi harga pangan, peningkatan produksi pertanian, dan memastikan kelancaran komoditas pangan strategis. 

Menko Airlangga menyatakan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk menjaga stabilitas harga agar dapat mengatasi lonjakan harga dalam jangka pendek.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyalurkan bantuan pangan murah melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

BACA JUGA : BI Balikpapan Gandeng Lembaga Pendidikan Perkuat Literasi Keuangan

Airlangga melihat bahwa program pangan murah ini dapat membantu meningkatkan harga pangan ke tingkat yang lebih stabil.

Upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan cara menambah alokasi subsidi pupuk dan memberikan akses pembiayaan yang lebih luas.

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian menduduki peringkat kedua setelah sektor perdagangan, dengan jumlah porsi sebesar 30%.

“Dana yang disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian mencapai 30%, menempatkannya di posisi kedua setelah sektor perdagangan dalam hal penyaluran dana dan dukungan finansial,” ujar Airlangga.

BACA JUGA : Nilai Transaksi QRIS Bankaltimtara Paser Capai Rp 10,8 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: