Bankaltimtara

BPKP Kaltim Kawal Keberlanjutan Program MBG, Soroti 3 Potensi Risiko

BPKP Kaltim Kawal Keberlanjutan Program MBG, Soroti 3 Potensi Risiko

Kepala Perwakilan BPKP Kaltim, Felix Joni Darjoko, saat ditemui di Balikpapan, Senin (17/2/2025). -(Disway Kaltim/ Chandra)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Realisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Balikpapan telah terlaksana di 7 sekolah, salah satunya yakni SDN 015 Balikpapan Selatan.

Pada saat pelaksanaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) turut hadir untuk mengawasi, pada Senin (17/2/2025).

Kepala Perwakilan BPKP Kaltim, Felix Joni Darjoko menegaskan pihaknya berkomitmen dalam mengawal keberlanjutan program yang sedang berjalan di beberapa daerah di Kaltim tersebut. 

Ia juga akan memastikan bahwa berbagai kendala yang mungkin muncul akan diatasi bersama dengan pihak terkait.

BACA JUGA: MBG di Balikpapan Sudah Penuhi Prokes dan Tanpa Libatkan APBD

“Keberlanjutan program menjadi prioritas kami. Kendala-kendala yang nanti ada akan diatasi bersama. Nanti BPKP ikut mengawal,” ujar Felix saat ditemui di Balikpapan, Senin (17/2/2025).

Felix menambahkan bahwa evaluasi menyeluruh belum dapat dilakukan karena program di Kaltim baru saja dimulai. 

“Evaluasi belum dilakukan karena Kaltim baru memulai hari ini. Kalau di Samarinda baru berjalan tiga minggu. Itu karena kesiapannya memang belum sepenuhnya terpenuhi,” jelasnya.

Mengenai pengawasan harga barang yang cenderung lebih tinggi di Kaltim dibanding daerah lain di Indonesia, Felix menegaskan bahwa hal tersebut akan tetap diikuti sesuai dinamika yang ada, selama program tetap berjalan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. 


Sekda Kota Balikpapan, Muhaimin, saat meninjau realisasi program MBG di SDN 015 Balikpapan Selatan, Senin (17/2/2025).-(Disway Kaltim/ Chandra)-

BACA JUGA: Belum Ada Vendor, Program MBG Belum Jalan di Kabupaten Paser

“Yang penting sesuai dengan program Presiden. Ini berjalan, kuantitasnya terpenuhi, kualitasnya juga terpenuhi,” tambahnya.

Felix juga menyoroti 3 potensi risiko yang dapat terjadi dalam pelaksanaan program ini. 

Yakni kemungkinan pada penurunan kualitas, ketidakberlanjutan program, dan kuantitas yang tidak sesuai target. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait