Nilai Transaksi QRIS Bankaltimtara Paser Capai Rp 10,8 Miliar

 Nilai Transaksi QRIS Bankaltimtara Paser Capai Rp 10,8 Miliar

Pimpinan Bankaltimtara Cabang Tana Paser, Yudhi Susatyo menunjukkan kode QRIS yang wajib di-scan dalam transaksi non tunai.-(Disway Kaltim/ Awal)-

PASER, NOMORSATUKALTIM - Nilai transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Bankaltimtara Cabang Tana Paser hingga akhir Mei 2024 capai Rp 10,8 miliar. Dengan jumlah frekuensi transaksi menembus 26.726 kali.

"Total nominal transaksi Rp 10.883.651.959," kata Pimpinan Bankaltimtara Cabang Tana Paser, Yudhi Susatyo, Selasa (11/6/2024).

Setidaknya hingga medio tahun ini pengguna atau user QRIS Bankaltimtara di Bumi Daya Taka tersebar di 364 outlet. Dikatakannya, target pertambahan outlet QRIS Bankaltimtara Tana Paser tahun ini sebanyak 80 outlet QRIS baru.

BACA JUGA: Gegara Listrik Sering Padam, Pedagang Kandilo Plaza Keluhkan Penurunan Omzet

"Sudah terealisasi semua di akhir Mei 2024," sambungnya.

Menurutnya, sistem pembayaran digital nilai transaksinya terus tumbuh dan akan menjadi pilihan masyarakat untuk bertransaksi di masa depan. Apalagi konsumen yang berasal dari segmen kawula muda yakni generasi milenial maupun gen Z.

"Mereka lebih memilih bayar langsung pakai smartphone tinggal scan kode QR karena praktis dan tidak ribet," tutur Yudhi.

BACA JUGA: Kejari Paser Panggil Sejumlah Kades Terkait Bimtek di Bali dan NTB

Sementara untuk penerapan pembayaran non tunai dengan QRIS di pasar tradisional terus dilakukan oleh pihak Bankaltimtara Cabang Tana Paser bekerjasama dengan Disperindagkop Kabupaten Paser melalui UPTD Paser Senaken. Secara masif melakukan pengenalan QRIS .

"Pembayaran melalui QRIS di pasar tradisional pernah kita lakukan. Hanya saja secara bertahap dan perlu waktu. Karena, kebiasaan masyarakat masih transaksi dalam bentuk uang fisik," terangnya.

BACA JUGA: Dorong Ekonomi Daerah Melalui 'Halal Value Chain', BI Balikpapan Gelar Pekan Ekonomi Syariah Nusantara

Adapun kendala utamanya yakni merubah pola pikir dan kebiasaan dan masyarakat yang selama ini masih terbiasa bertransaksi tunai menjadi non tunai. Padahal tidak ribet dan hanya perlu memiliki rekening perbankan.

"Ada yang beranggapan ribet dan harus buka rekening segala macam. Ya, perlu upaya yang lebih keras lagi untuk penerapan  pembayaran dengan sistem digitalisasi kepada masyarakat," imbuhnya.

BACA JUGA: Langkah Nyata Tingkatkan Kualitas SDM, BUMA Lati Hadirkan Berbagai Program Pengembangan Masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: