Silaturahmi Disway Kaltim - Grand Verona, Satu Jam Pembicaraan yang Penuh Makna

Silaturahmi Disway Kaltim - Grand Verona, Satu Jam Pembicaraan yang Penuh Makna

Manajemen Disway Kaltim berpose bersama Gran Manager (GM) Grand Verona Hotel Hendri Kurniawan.-Gusti/Disway-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Direksi beserta manajemen Disway Kaltim jalin silaturahmi bersama pihak Grand Hotel Verona Samarinda, Selasa 11 Juni 2024 lalu. Sejumlah hal menjadi topik perbincangan. Mula dari kerja sama bisnis, okupansi hingga bisnis perhotelan. 

Grand Manager (GM) Grand Verona Samarinda Hendri Kurniawan menyambut dengan ramah. Di sela-sela perbincangan, ia menceritakan seluk beluk membangun bisnis perhotelan. Pria yang satu dekade lebih bergelut di bisnis perhotelan itu menceritakan bahwa hotel dan pariwisata adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Semisal saat dirinya pernah mengelola salah satu hotel di Bali. Banyak turis-turis asing yang menginap di hotel. Kemudian ia pindah ke Kaltim. Lagi-lagi pariwisata cukup berperan dalam menambah jumlah pengunjung. 

“Saya bandingkan Maratua di Berau dengan di Bali. Jujur di Bali masih kalah dengan di Maratua,” ucapnya. 

BACA JUGA:Soal Kebijakan Pajak Hotel dan Restoran, Sayid Anjas: Jalan Dulu, Nanti Akan Kita Evaluasi

Tapi sayangnya potensi pariwisata tersebut belum terjamah secara maksimal. Untuk berkunjung ke Berau menggunakan pesawat pun masih ada kendala penerbangan. Memang ada beberapa maskapai yang mengakomodasi penerbangan perintis. Seperti Susi Air. Bahkan hanya dengan Rp 350 ribu sudah dapat tiket menuju Berau.

Murahnya harga tiket itu karena juga mendapat dukungan subsisi dari pemerintah. Sayangnya untuk mendapatkan itu konsumen harus antri panjang demi mendapatkan tiket. Itu pun pembelian hanya bisa secara offline, bukan online. 

Hendi juga jelaskan rata-rata tipe pengunjung hotel. Umumnya mereka yang menginap karena ingin berwisata ke suatu tempat. Bisa wisata religi atau pun lainnnya. Contohnya, ketika ada pengunjung dari Bali yang hendak berziarah ke Kutai Lama, Kukar, mereka memilih menginap di Samarinda.

“Jadi nginapnya di Samarinda, tapi tujuannya ke Kukar,” sebutnya. 

IKN pun menjadi permata bagi bisnis perhotelan di Samarinda. Okupansi turut meningkat.

BACA JUGA:Pembangunan Hotel Nusantara Terus Dikebut, Ditargetkan Selesai Sebelum 17 Agustus

“Ada pengaruhnya, hunian kamar juga ikut meningkat di Samarinda beberapa tahun ini sejak IKN ditetapkan.” Tak terkecuali di Grand Verona. Karena itu manajemen Grand Verona pun mulai berbenah lakukan reovasi demi kenyamanan pengunjung.  

Dirut Disway Kaltim Devi Alamsyah pun sempat takjub dengan naiknya okupansi perhotelan tersebut. Informasi tadi katanya perlu disampaikan kepada publik. Pembicaraan santai terus mengalir. Termasuk menceritakan peluang bisnis jasa penyedia informasi menginap di hotel melalui aplikasi online. Tak terasa satu jam pun berlalu. Tim Disway Kaltim akhirnya harus pamit. 

“Terima kasih sudah menyambut kami. Mudah-mudahan silaturahmi ini bisa terus berlanjut,” kata Devi Alamsyah. 

Hendri pun membalas dengan ajakan, “Kalau mau ngetik sampil ngopi-ngopi, mampir aja kemari.”   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: