Kesetaraan Gender Dorong Potensi dan Kemajuan Sosial


--

Kukar, NOMORSATUKALTIM - Pendidikan kesetaraan gender bukan hanya soal mengakui hak asasi manusia, tetapi juga soal mendorong potensi penuh dan kemajuan sosial bagi seluruh anggota masyarakat. 

Kepala bidang PUG, PP, PSDGA Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara (Kukar), Chalimatus Sa’diah, mengatakan bahwa pendidikan kesetaraan gender memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk mengejar cita-cita dan impian mereka. 

Ini berarti lebih banyak perempuan dapat berkarier di bidang-bidang yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki, seperti sains, teknologi, rekayasa, dan matematika. 

Hal ini akan mendorong kemajuan sosial dan inovasi karena potensi penuh dari seluruh anggota masyarakat dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan.

“Ketika kesetaraan gender diterapkan dalam pendidikan, perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk mengejar cita-cita dan impian mereka. Ini berarti lebih banyak perempuan dapat berkarier di bidang-bidang yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki, seperti sains, teknologi, rekayasa, dan matematika,” katanya. 

“Hal ini akan mendorong kemajuan sosial dan inovasi karena potensi penuh dari seluruh anggota masyarakat dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan,” tambah Chalimatus, Senin (4/12/2023).

Pendidikan kesetaraan gender, kata dia, juga akan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Perempuan akan mampu berkontribusi secara maksimal dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial. 

Dengan memastikan kesetaraan dalam pendidikan, masyarakat akan memiliki sumber daya yang lebih beragam dan berpotensi untuk menciptakan perubahan positif.

“Kami berkomitmen untuk mendukung pendidikan kesetaraan gender di Kukar. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa perempuan mendapatkan akses, kualitas, dan hasil pendidikan yang sama. Kami juga menggalakkan budaya yang menghargai dan menghormati perbedaan gender, serta mencegah segala bentuk diskriminasi dan kekerasan berbasis gender,” jalasnya. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim tahun 2022, angka partisipasi sekolah (APS) usia 16-18 tahun, perempuan di Kukar mencapai 78,19 persen, sedangkan laki-laki sebesar 80,87 persen. 

Angka ini menunjukkan bahwa hampir seluruh anak sekolah usia 16-18 tahun di Kukar telah mengenyam pendidikan formal. 

Namun, masih ada tantangan dalam hal kualitas dan hasil pendidikan, terutama dalam hal penguasaan bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: