Ujung Nasib PT Fahreza
PT Fahreza Duta Perkasa, sebagai kontraktor proyek DAS Ampal Balikpapan, terus menjadi sorotan publik. Seakan perusahaan ini tak lepas dari kontroversi. Sudah mendapat SP3, direkomendasikan Parlemen agar diputus kontrak sejak Desember 2022 silam, tapi perusahaan ini begitu kokoh.
Mereka tutup mata dan telinga. Bahkan, tidak peduli sorotan publik dan media. Perusahaan ini juga dilaporkan ke KPK dan Polda Kaltim. Tapi tetap saja, masih digunakan Pemerintah Balikpapan. Kontraknya tidak diputus juga. Hebat kan?
Terbaru, PT Fahreza juga ingkar kepada warga terkait janji memperbaiki jalan lingkungan yang rusak akibat aktivitas proyek. Perusahaan ini berkali-kali berjanji, berkali-kali pula janji itu diingkarinya. Akhirnya sejumlah warga terpaksa memperbaiki jalan itu dengan cara mandiri. Merogoh kocek dari uang warga sendiri.
Tanpa bantuan dari Pemerintah Balikpapan, apalagi dari kantong PT Fahreza. Tak ada. Begitu pengakuan warga. Yang lebih anehnya, ada pengakuan dari pemilik angkringan di sekitar proyek. Pekerja proyek DAS Ampal makan tanpa membayar. Pemilik warung bernama pak Gatot itu rugi sampai belasan juta. Luar biasa.
Dari informasi dari pihak arsitek, proyek DAS Ampal ini sungguh amburadul. Anehnya, Pemerintah Balikpapan tidak juga memutus kontrak kontraktor.
Tanya warga pun mengemuka: siapa di belakang PT Fahreza? Kenapa perusahaan ini begitu kuat?
Dari awal tender, PT Fahreza mengalahkan dua perusahaan BUMN. Alamat kantor di surat perjanjian dan alamat ril lapangan berbeda. Alasannya, pindah kantor. Saat pelaksanaan proyek, mendapat surat peringatan, sampai tiga kali. Sudah SP3, sudah ada rekomendasi putus kontrak, tapi tetap digunakan.
Kata netizen, apa gak bahaya ta?
Sudah menjadi pembicaraan umum di masyarakat, perusahaan ini diidentikan dekat dengan lingkar penguasa Balikpapan. Rekomendasi Parlemen untuk putus kontrak, desakan warga untuk mengganti PT Fahreza, dianggap angin lalu. Alasannya, takut kalau diputus kontrak nanti Pemkot dituntut.
Alasan yang unik. Bahkan, rela mengorbankan kesengsaraan warga dan desakan Parlemen hanya untuk mempertahankan PT Fahreza. Ada apa? Padahal proyek senilai Rp 136 miliar ini dari uang pajak rakyat. Bukan dari kantong pribadi penguasa.
Akhir pekan lalu, Sabtu 19 Agustus 2023, Ketua Parlemen Balikpapan Abdulloh mengungkap kabar terbaru pada media ini. Abdulloh bilang, pihak Eksekutif dan Legislatif telah sepakat untuk melakukan putus kontrak terhadap PT Fahreza Duta Perkasa. Tapi, perlu melalui mekanisme tersendiri.
Abdulloh tak mengungkap kapan eksekusi putus kontrak itu. Detil mekanismenya juga tak disebutkan. Namun, kesepakatan antara Pemerintah dan Parlemen yang akan memutus PT Fahreza, menjadi angin segar bagi warga Balikpapan.
Warga sudah lelah menanti janji-janji proyek ambisius ini. Yang ternyata, banyak tersandung masalah. Jalanan rusak, berdebu, kemacetan kian parah, bahkan kawasan turunan MT Haryono kian curam yang membahayakan pengendara.
Lebih buruk dibanding sebelum dipoles proyek DAS Ampal. Terparah, kontraktor poryek ini dilaporkan ke KPK dan Polda Kaltim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: