Kabinet Nasib

Kabinet Nasib


Maka pantas sekali kalau kemudian ia menjadi wakil menteri BUMN. Dan kini menjadi menteri –lucu sekali– Menteri Kesehatan. Di tengah pandemi ini menangani manajerial bidang kesehatan sangatlah penting. Otak Budi sangat besar untuk bisa menampung dan menganalisis bidang yang rumit dan penuh ego ini.

Kalangan dokter sendiri sudah lama membicarakan ini: pun untuk jabatan direktur sebuah  rumah sakit, tidak harus  seorang dokter. Tapi harus seorang manajer yang hebat –yang dia/ia bisa saja seorang dokter.
Rasanya saya tidak fair menulis soal ini. Ssstttt…. Saya orang pertama bukan insinyur menjadi Dirut PLN. Yang juga tidak saya sangka adalah pengangkatan Sakti Wahyu Trenggono menjadi menteri kelautan dan perikanan.

Ia pengusaha murni. Bidang usahanya tower Telkom. Ia-lah pemilik tower terbesar di Indonesia. Kayanya bukan main.
Trenggono sudah lama mendapat jatah menjadi menteri. Perannya memenangkan Presiden Jokowi sangat besar. Sejak periode pertama.
Bahkan Trenggono pernah mendadak dipanggil pulang dari Australia. Agar bisa dilantik menjadi Menteri BUMN.

Ternyata yang dilantik adalah Rini Soemarno.
Di periode ke-2 Presiden Jokowi, akhirnya Trenggono masuk kabinet –meski di posisi wakil menteri Pertahanan.

Tapi setidaknya Trenggono sudah ”latihan” menjadi birokrat. Agar tidak kaget lagi. Bahwa menjadi menteri itu ibarat ”pohonnya tinggi, buahnya jarang”.

Pohonnya tinggi berarti tiupan anginnya kencang. Buahnya jarang karena:
Menteri itu gajinya kecil. Fasilitasnya tidak mewah. Tidak ada apa-apanya kalau ukurannya adalah kekayaannya saat ini. Maka untuk apa lagi korupsi –mestinya.

Hanya saja bidang ini baru  bagi Trenggono. Tapi yang penting adalah kemampuan manajerial, leadership, dan kebersihan hati.
Kemampuan leadership dan manajerial tentu ia mampu. Soal kebersihan hati hanya ia sendiri yang tahu.

Yang tidak kalah menarik adalah naiknya Wali kota Surabaya Tri Rismaharini. Tapi Risma pantas mendapat jabatan itu. Saya tentu tahu persis kemampuannyi. Dan komitmennyi. Terutama pada orang kecil.
Dia wali kota yang sangat berprestasi. Pengubah kota Surabaya. Wajar kalau kepala daerah yang punya prestasi besar mendapat promosi yang memadai.

Dan… akhirnya soal menteri agama. Yaqut Cholil Qoumas itu. Ia menjadi lambang kembalinya kementerian agama ke pangkuan NU.

Ini persoalan besar di negeri ini. Itu juga harapan besar bagi NU. Apalagi ketika NU merasa telah habis-habisan memenangkan periode kedua Presiden Jokowi. Kok kementerian agama diberikan kepada Jenderal Fachrul Razi. Sampai-sampai Ketua Umum PB NU, Prof Dr Said Aqil Siroj, seperti ngambek habis-habisan terhadap Presiden Jokowi. Terutama kok ia tidak masuk kabinet. Lebih terutama lagi kok kementerian agama diserahkan ke orang lain.

Yaqut sendiri tidak mengira akan menjadi menteri agama. Ia merasa kakaknyalah yang lebih berpeluang: Yahya C Staquf. Dan memang, sang kakak yang mendapat tawaran menjadi menteri agama. Tapi sang kakak menolak.

Sang kakak –yang pernah menjadi juru bicara Presiden Gus Dur– punya kesibukan lain. Yang ia anggap lebih mulia. Yakni membawa model Islam Indonesia ke seluruh dunia. Ia ingin mengubah wajah Islam di seluruh dunia menjadi Islam yang toleran. Karena itu Staquf sampai harus pergi ke Israel –di tengah emosi dunia Islam yang anti-Israel.

Staquf merasa, dengan menjadi menteri kiprahnya tersebut menjadi lebih terbatas.

Maka sang adik yang diangkat menjadi menteri. Dua-duanya sama-sama pengasuh pesantren peninggalan leluhur mereka di Rembang. Ketika ayah mereka meninggal  –KH Cholil Bisri– keduanyalah yang memimpin pesantren di Rembang, Jateng, itu. Bersama paman mereka yang juga terkenal: KH Mustofa Bisri –kiai yang juga penyair kondang itu. Mustofa Bisri punya menantu yang juga terkenal: Ulil Absar Abdala. Yang sering saya ikuti pengajiannya di YouTube. Yang membahas kitab filsafat Ihya Ulumuddin, karya besar Imam Al Ghazali itu.

Ayah KH Mustofa Bisri seorang kiai besar. Namanya: KH Bisri Mustofa. Yang terakhir ini adalah juga putra kiai besar di Rembang: KH Mustofa Bisri. Tiga generasi nama itu sama: hanya dibolak-balik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: