Lahir dan Besar di Samarinda, M Barkati Punya Keinginan Luhur Memajukan Kota Tepian
Oleh: Michael F Yacob
MUHAMMAD Barkati masih menjadi pembicaraan hangat. Namanya tiba-tiba mencuat setelah ditetapkan menjadi wakil wali kota Samarinda. Pengganti mendiang Nusyirwan Ismail. Menemani Syaharie Jaang pada sisa periode kepemimpinannya.
Bagaimana sepakterjangnya selama ini?
Pria kelahiran Samarinda 9 Januari 1969 ini, merupakan pendatang baru di dunia politik. Baru mengundurkan diri pula sebagai pegawai negeri sipil (PNS) pada 1 Juli 2019 lalu.
Kariernya menanjak. Langsung dipilih menjadi wakil wali kota Samarinda. Layaknya Tito Karnavian di Kepolisian. Melewati beberapa jabatan di atasnya. Kendati harus keluar dulu. Ambil ancang-ancang. Baru melompat. Disorong Partai Demokrat. Partai yang diketuai Syahari Jaang.
Anak pasangan M Asnawi dan Kurnia itu memulai kariernya dari bawah. Saat masih kuliah di Universitas 17 Agustus. Tahun 1990. Barkati mulai bekerja di koperasi Telkom. Bertugas mengantar telegram untuk warga Samarinda.
Selama lima tahun, alumnus Fakultas Sosial Politik angkatan 1988 itu menjadi pengantar telegram. Kendati gelar sarjana telah diembannya saat itu, karier Barkati tidak langsung naik. Bahkan pekerjaan kasar sempat dia lakoni.
Barkati pernah menjadi tukang becak. Mengantar ikan ke pelelangan. Kegiatan itu dia lakukan selama enam tahun. Hingga 2001.
Dia juga pernah bekerja di media cetak. Namanya Cakrawala Pro. Sebagai wartawan. Sukses meraih karier tertinggi menjadi pemimpin redaksi (Pemred).
“Saya pernah jadi wartawan hingga 22 edisi. Tidak hanya itu. Saya juga jadi pemborong. Pernah jadi tukang gali parit,” katanya.
Hingga tahun 2000, Barkati memutuskan untuk menjadi pegawai honorer. Masuk pemadam kebakaran. Pada 2001, mencoba keberuntungan mengikuti tes PNS. Akhirnya berhasil.
Sejak saat itu, karier M Berkati perlahan mulai menanjak. Pada 2002, Barkati berpindah tugas ke Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker). Sebagai pengawas tenaga kerja hingga 2011. Kemudian diangkat menjadi Kepala Seksi (Kasi) Persidangan di Sekretariat DPRD Samarinda hingga 2014.
Tak puas dengan itu. Pada 2013, Barkati melanjutkan pendidikan strata dua (S-2). Ambil jurusan hukum di Universitas Widyagama Mahakam Samarinda. Lalu, pada 2014 kariernya naik lagi. Dia menjabat sebagai kepala seksi (Kasi) Pengawasan dan Pengendalian Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BP2TSP) Samarinda.
Hingga tahun ini, Barkati memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai PNS.
Ketertarikannya terjun ke dunia perpolitikan sebenarnya sudah sejak 2015. Barkati mencalonkan diri sebagai wakil wali kota bersama Zuhdi Yahya. Didukung PDIP. Namun gagal.
Ini merupakan kali kedua Barkati mencoba kembali ke dunia politik. Ambisinya semakin kuat. Saat melihat kekosongan wakil wali kota Samarinda.
Berbekal kedekatannya dengan para elit politik di Kota Tepian, akhirnya Barkati memutuskan keluar dari PNS. Kemudian mencalonkan diri menjadi wakil wali kota Samarinda.
Ambisi menjadi pemimpin Kota Samarinda, terpatri dalam hati dan pikirannya. Sejak lahir hingga saat ini, menghabiskan hari-harinya di Samarinda. Dia sangat paham perubahan yang terjadi di tanah kelahirannya ini.
Cita-cita besar dimilikinya untuk mengubah wajah Samarinda menjadi lebih baik. Menjadi kota yang sangat nyaman ditempati. Indah dipandang mata.
“Saya dari lahir sampai sekarang di Samarinda. Saya paham banget seluk beluk Samarinda ini. Saya ingin mengubah kota ini lebih baik dari sekarang,” imbuhnya. (dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: