Pencarian Ditutup, Seluruh Korban Kapal Tenggelam di Long Iram Kutai Barat Ditemukan
Tim BPBD Kutai Barat mengevakuasi korban kapal Tenggelam di perairan Sungai Mahakam, Kecamatan Long Iram.-(Foto/ Dok. Pribadi)-
Tim akan menurunkan penyelam tradisional untuk mengangkat barang-barang muatan kapal yang masih tertinggal di dasar sungai.
“Rencananya dalam beberapa hari ke depan bangkai kapal akan dievakuasi. Untuk besok, kita fokus dulu pada pengangkatan barang-barang muatan,” jelasnya.
Diketahui, musibah ini terjadi pada Senin, 10 November 2025. Kapal yang membawa sejumlah penumpang dan barang kebutuhan antar kampung di wilayah Long Iram dilaporkan tenggelam di perairan Sungai Mahakam.
Derasnya arus dan dugaan kelebihan muatan disebut menjadi penyebab utama kapal oleng sebelum akhirnya tenggelam.
4 korban pertama ditemukan tak lama setelah kejadian, sementara 4 lainnya baru berhasil ditemukan setelah pencarian intensif sepanjang hari hingga malam.
8 korban yang meninggal dunia masing-masing adalah Bogel (50), Ira (24), Dedy (27), Cello (21), Yanto (40), Ilham (25), Anci (50), dan Fendi (30).
Arif menegaskan bahwa koordinasi lintas instansi menjadi faktor penting dalam keberhasilan operasi tersebut. Sejak pagi, seluruh unsur mulai dari aparat Polsek Long Iram, Koramil, relawan kampung, hingga masyarakat sekitar terlibat aktif dalam pencarian.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak, terutama masyarakat yang ikut turun langsung. Tanpa kerja sama mereka, pencarian ini tidak akan selesai secepat ini,” tuturnya.
BACA JUGA: Tragedi Perahu Tenggelam di Kutim: 2 Pemancing Selamat, 3 Orang Meninggal dan 2 Masih Hilang
Ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang beraktivitas di Sungai Mahakam, terutama pada musim hujan dengan kondisi arus yang sulit diprediksi.
“Kami imbau agar setiap pelayaran memperhatikan kapasitas muatan, kondisi kapal, serta alat keselamatan. Jangan abaikan faktor cuaca,” ujarnya menegaskan.
Dengan berakhirnya proses pencarian, tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya disiplin keselamatan dalam pelayaran sungai yang menjadi jalur utama transportasi masyarakat di wilayah pedalaman Kutai Barat.
“Keselamatan harus menjadi prioritas. Kami berharap kejadian seperti ini menjadi pelajaran bersama untuk lebih berhati-hati ke depannya,” tutup Arif Rahmat Hakim.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
