Bankaltimtara

Refleksi 78 Tahun PII : Persimpangan Jalan PII, Indonesia Emas atau Cemas

Refleksi 78 Tahun PII : Persimpangan Jalan PII, Indonesia Emas atau Cemas

Abdul Rohim.--

Yang mampu menjadikan republik Indonesia menjadi masyarakat global yang bermartabat. Peran pemerintah dan seluruh elemen bangsa termasuk PII sangatlah penting mempersiapkannya.

Peran seperti apa yang dapat dilakukan PII dalam menyiapkan Indonesia emas? Sebagai yang bergerak dalam bidang Pendidikan maka yang dapat dilakukan PII adalah terus mengawal kebijakan pemerintah dalam proses pembangunan SDM unggul. 

PII harus mampu menjadi kontrol bagi kebijakan pemerintah. Kemudian PII harus senantiasa pro aktif dalam merespon kondisi Masyarakat pelajar. Serta menjadi jembatan bagi para pelajar dengan penentu kebijakan, baik Tingkat pusat hingga ke daerah dan sekolah. Tentunya ini bukan satu hal yang sangat sulit untuk dilakukan oleh PII. 

Basis PII yang telah menyebar hampir diseluruh tanah air, sebenarnya memungkinkan untuk merespon masalah pelajar hingga tataran terbawah. Bagian terpentingnya instruksi yang jelas dan terarah dari tingkat teratas sehingga memberikan kejelasan langkah dalam merespon setiap masalah yang ada.

Kemudian, penguatan jaringan eksternal dan agenda kolaborasi sangat penting dilakukan. Kesadaran untuk menciptakan Indonesia emas hadir dari berbagai elemen anak bangsa. Sehingga hal yang paling memungkinkan dilakukan agar tercapainya Indonesia emas tersebut adalah dengan Kolaborasi. Agenda kolaborasi ini juga menunjukkan semangat gotong royong sebagai budaya bangsa terus berkobar, bak api abadi yang tak pernah padam.

Disamping agenda-agenda diatas, secara internal PII perlu melakukan transformasi dan penguatan kelembagaan. Transformasi ini berupa digitalisasi dalam beberapa proses serta budaya organisasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan daya saing. 

PII harus membangun akar rumput yang kuat, sehingga dapat eksis dikalangan masyarakat pelajar. Tentunya dengan eksistensi PII di sekolah-sekolah atau masjid-masjid menambah power bagi PII untuk terus bergerak. Kiranya PII dapat menghadirkan “Gerakan Ke Sekolah : PII Sahabat Pelajar” dan “Gerakan Kembali Ke Masjid”. Sekolah dan Masjid adalah basis yang sangat relevan bagi penguatan Lembaga PII.

Selanjutnya adalah transformasi kaderisasi, proses ini guna menciptakan SDM/Kader yang memiliki kapasitas dan kualitas unggul. Berakhlaq, Berkarakter Pemimpin dan berketerampilan menjadikan kader PII memiliki nilai jual yang sangat tinggi di Masyarakat. Sehingga kader-kader mampu menempati posisi-posisi strategis dimanapun berada. Penguatan dalam kaderisasi PII adalah dengan mempertegas orientasi sistem pengaderan yang harus menyesuaikan perkembangan zaman.

Ketiga, yang perlu dibenahi dalam PII adalah kemandirian ekonomi. Ditengah situasi seperti saat ini, PII harus memiliki ketahanan ekonomi secara mandiri. Tentunya ini akan berguna dalam mendukung segala aktivitas PII. 

Sehingga agenda transformasi dan penguatan Lembaga serta transformasi kaderisasi dapat terlaksana. Dan kemandirian ekonomi akan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan organisasi.

Harapannya, ketika mampu melakukan persiapan yang matang dalam menyambut Indonesia emas. PII mampu mengambil peran-peran strategis dalam usaha kepemimpinan republik. Ketika itu terjadi, maka sudah jelas, persimpangan jalan yang dilalui PII adalah turut serta berkontribusi secara aktif dan konkrit dalam Indonesia emas. 

Dengan itu menegaskan Kembali komitmen PII yaitu “Komitmen Kepelajaran, Keislaman dan Keindonesiaan”. Lebih dari itu, ini harusnya menjadi satu visi besar menyambut 1 abad PII pada 2047 mendatang.

Selamat Hari Bangkit PII, 78 tahun bukan sekedar melambangkah usia, melainkan menunjukkan kematangan dalam berproses dan berbuat bagi bangsa, negara dan agama. Yang maha tinggi lindungilah PII.

*Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII)


Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: